Sumber : KEMKES RI & GERMAS

[fiq/rid]

Sumber: KEMENKES RI & GERMAS

[fiq/rid]

Sumber : KEMKES RI & GERMAS

[fiq/rid]

Sumber Foto: pixabay.com

Teringat klub sepakbola eropa dengan ungkapan rasa kejayaan, kebanggaan, kebersamaan, kepercayaan diri, pantang menyerah, kemenangan. Merupakan kelompok kata yang mudah di lukiskan tetapi akan sulit untuk menjadikan keyataan "The Dream Team".

Karena usaha keras bersama team, akhirnya tidak ada yang dapat membendung, menghambat, menjegal, untuk membuktikan hal terbaik. Jadi banyak kisah pelajaran yang harus dipelajari dari kelompok bermain kesebelasan sepakbola. Kalau diterapkan dalam suatu kelembagaan kabinet, bukan tidak mungkin hal ini akan menjadi suatu kekuatan khusus yang kelak mendapatkan apa yang diinginkan seperti kata "The Dream Team" pasti akan disambut bahagia oleh seluruh rakyat nusantara.

Dengan latar belakang profesi, partai, karakter pandangan, memang terasa semuanya menjadi menu nasional tetapi rasa nusantara. Menciptakan segala elemen tersebut bukanlah hal keniscayaan, sadarlah bahwa kalian semua adalah personal terpilih bagi negeri, kelak akan memberikan, waktu, upaya, kerja keras, pikiran, jiwa, raga bahkan darah tanah air untuk menghadirkan kebaikan di bumi negeri nusantara.

Sehingga kelak dikemudian waktu, akan lahir sosok negarawan terpandang dari negeri . Keturunan bangsa besar, pasti akan mendapatkan waktunya untuk kelahiran seorang negarawan bahwa lebih, berjumlah puluhan dalam waktu kemerdekaan. Sudah saatnya, waktu akan mencari, melewati berbagai macam solusi permasalahan untuk segera diselesaikan. Dan akhirnya seluruh masyarakat ikut menentukan, siapakah negarawan itu.

Petualangan seorang negarawan dalam negeri ini, akan menjadi tantangan terbaik bagi anak bangsa. Kalau kita membahas persoalan internal, sepertinya hal tersebut sudah ada dimanapun dalam kita berorganisasi, kelembagaan ataupun linkaran wilayah yang paling kecil yaitu RT/RW. Menurut saya hal tersebut akan terjadi, tetapi akan menemukan sendiri penyelesaian masalahnya tersendiri tanpa harus menanamkan keegoisan, keras kepala serta mau menang sendiri. Karena setiap personal kenegarawanan mempunya penyelesaian unik.

Ketika tanah air mulai terkoyak menjadi lumbung-lumbung menakutkan, seperti pertambangan liar, tanpa memikirkan lingkungan hidup serta manusia yang tinggal di alam sekitarnya hal ini merupakan permasalahan dan harus segera disikapi dengan sentuhan kenegarawanan. Sudah banyak tersiar bahwa ada banyak permasalahan pertambangan, korban pertambangan, kerusakan lingkungan akibat pertambangan. Ini merupakan program kerja menarik dalam 100 hari kedepan, untuk kembali merawatnya, melindunginya, menjaganya bahkan memberikan hak khusus kepada masyarakat lingkungan agar melaporkan segala macam bentuk perusakan alam.

Sudah tidak ada lagi keributan mempermasalahkan jabatan serta kedudukan penting untuk setiap golongan, semuanya mendapatkan peran penting bagi sosok tanah air, karena kalianlah penjaga tanah air di negeri ini. Perekonomian akan kembali membaik, ketika keseimbangan alam semesta ini menjadi baik, karena tidak kita sangka bahwa seluruh hal modern membutuhkan alam raya semesta. Tantangan seterusnya adalah menetapkan alam lingkungan, hutan, perkebunan, persawahan, koservasi, menjadi hal utama yang kelak menjadi perlindungan akhir bagi seluruh rakyat.

Kepercayaan publik, kepuasan pembangunan, pertumbuhan ekonomi, radikalisme, kebijakan program, keputusan kebaikan, memang merupakan hal yang perlu dipertimbangkan dalam kelembagaan. Tetapi apakah hal semua itu akan berjalan tanpa kehidupan alam dengan keseimbangan, karena kekuatan bangsa kita terletak di seluruh sumber daya alam dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai Pulau Rote.

Selamat bekerja, berbuat baik dari dalam pikiran. Tuhan bersama kita semuanya.

[fiq/rid]

Sumber Foto: pixabay.com

Sumpah pemuda sudah terlewat beberapa hari yang lalu pada tanggal 28/10, banyak hal saya lihat dan dapatkan dari perjalanan teriak sumpah pemuda. Bila kembali membayangkan proses terjadinya sumpah pemuda pada jaman sejarah dan kini, banyak perlintasan dalam pikiran saya tentang sakralnya kata "SUMPAH". Agar kita kembali ingat, apa yang mereka ucapkan, saya akan kembalikan lagi kata-kata tersebut;

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU TANAH INDONESIA

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGAKU BERBANGSA YANG SATU TANAH INDONESIA

KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENJUNGJUNG BAHASA PERSATUAN BAHASA INDONESIA

Bersumpah dengan penuh kebanggaan merupakan rasa nasionalisme, kekuatan, kesatuan negeri.

Banyak hal peristiwa menarik pada saat hari sumpah pemuda terjadi waktu itu, ketika saya melihat wawancara media televisi kepada para pelajar serta mahasiswa di suatu tempat, mereka mewawancarainya dengan durasi yang cukup panjang untuk mengartikan apa itu sumpah pemuda, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan pemikiran kami semuanya yang sedang menonton acara tersebut.

Apakah ini merupakan salah satu kemunduran dari sebuah sumpah ? .

Bagaimana sumpah pemuda, masihkah relevan pada negeri yang katanya akan revolusi industri 4.0 ?.

Ketika apa sumpah pemuda kembali menjadi sumpah suci untuk kesatuan negeri ?.

Mereka putra dan putri, mungkin sudah mempunyai sumpah lain yang tidak bisa kita catat dalam kenyataan di negeri ini ?.

Banyak hal mengalami perubahan, bertanda jaman bergerak dalam keputusan, pertimbangan dan menetapkan. Mempertahankan segala hal, Janji, Sumpah, Satu tekad, memang sangat sulit diterapkan. Tetapi kenapa para terdahulu, bisa menjaganya sampai kita merasakannya saat ini, pudar, tergores jaman, termakan waktu, akhirnya hilang.

Apakah kita harus berbuat sumpah lebih suci lagi untuk menggantikannya menjadi baru ?.

Saya yakin, waktu sekarang ini adalah bukan waktu yang tepat untuk bersumpah, karena sudah banyak sumpah, sudah banyak kita lihat sumpah lebih mengerikanyang dilakukan para penguasa, terlewati begitu saja, mereka bahkan melanggarnya dengan penuh keberanian tanpa malu lagi untuk disiarkan.

Banyak kutipan dari berbagai media yang mengikutsertakan pengagas kebangsaan,

"Dan hanya semangat kebangsaan, yang dipikul oleh perasaan keadilan dan kemanusiaan, yang dapat mengantar kita maju dalam sejarah dunia" ungkap Sutan Syahrir.

"Kita ini turunan bangsa besar, yang sejarahnya gilang-gemilang pada masa dahulu, dan kini harus menebusnya kembali" ungkap Mohammad Hatta.

"Tanpa cinta, kecerdasan itu berbahaya, dan tanpa kecerdasan cinta itu tidak cukup" B. J Habibie.

Semoga saja peristiwa besar sumpah pemuda pada waktu ini, ketika semua pihak-pihak bersatu dari berbagai partai, profesionalitas, karakter, sudut pandang, berkumpul dalam Kabinet Indonesia Maju, bisa membuat perubahan, pencerahan, kejayaan untuk bangsa dan negara, kami berharap banyak. Semoga berhasil, Tuhan bersama kalian semuanya.

[fiq/rid]

Sumber & Grafis: Kompas.com

Sumber& Grafis: kompas.com

Sumber Foto: pixabay.com

Merasa rindu kemana dia pergi

Tangis tanpa senyuman

Tak terdengar jiwa terhanyut gelombang bisu

Cinta kiasan perjalanan

Ketika maaf tak lagi kata

Janji melantunkan kesedihan

Harapan menerjang badai

Menatap esok bersinar

[fiq/rid]

Menangis Ku pada ruang hijau

Terbakar, hancur, terbongkar, terkeruk Logam

Tak ada rimba liar

Tak ada suara alam

Kubangan merkuri ternganga lebar, dalam, beracun

Hamparan gersang menjadi pandangan mata kelam

Tak kuasa bercerita pada anakku

Masa depan membunuh udaraku

Masa depan menembak mati imajinasiku

Masa depan palsu bertutur untuk generasi

Masa depan menunggu mati dalam gemuruh alat berat

Masa depan hanya untuk golongan

Masa depan hanya untuk tuan kaya

Masa depan hanya untuk penguasa

Lalu masa depan kami?


Di Meksiko malam ini, setiap tahun di malam yang sama, mereka yang hidup menjamu yang mati; orang2 yang sudah mati makan dan minum dan menari dan terlibat dalam gosip mutakhir warga. 


Ketika malam mulai turun, saat lonceng gereja dan cahaya lampu mengucapkan selamat tinggal kepada mereka, beberapa orang mati itu masih bersemangat sehingga mencoba bersembunyi di semak2 atau di belakang nisan kuburan. orang2 mengusir mereka dengan sapu: “Pergi,” “Biarkan kami tenang,” “Kami tidak mau bertemu kalian lagi sampai tahun depan.”


Benar bukan, orang-orang mati memang mengganggu.
di Haiti, menurut tradisi yang sudah sangat lama berlaku, keranda dilarang dibawa melewati jalan yang langsung ke kuburan. iring2an penguburan harus jalan berbelok dan zigzag untuk menipu si mati supaya tidak bisa menemukan jalan kembali pulang.


Orang-orang hidup yang jumlahnya minoritas harus mempertahankan diri sebaik bisa.


Sumber Buku: Children of the Days

Pengarang: Eduardo Galeano

Penerjemah: wardah hafidz

Sumber Foto: www.pixabay.com

[fiq/rid]

© PT. Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia 2021
magnifiercrossmenuchevron-down