Presiden Joko Widodo menerima pimpinan dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Kamis, 14 Mei 2020, di Istana Merdeka, Jakarta, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat. BPK yang diketuai oleh Agung Firman Sampurna dalam kunjungannya itu menyerahkan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2019 kepada Presiden.

Ketua BPK, dalam keterangannya selepas pertemuan, di kompleks Istana Kepresidenan, pada Kamis, 14 Mei 2020, mengatakan bahwa terdapat diskusi yang sangat produktif mengenai apa yang disampaikan oleh BPK dengan Presiden Joko Widodo. Selain itu, BPK juga menyampaikan dukungan terhadap upaya pemerintah untuk menghadapi pandemi dan mitigasi risiko pascapandemi Covid-19.

"Presiden didampingi oleh Menteri Keuangan dan Menteri Sekretaris Negara dan sudah ada diskusi yang sangat produktif yang dalam diskusi itu kami juga sepakat di mana Badan Pemeriksaan Keuangan pada prinsipnya mendukung upaya pemerintah untuk menghadapi pandemi Covid-19 dan upaya mitigasi risiko pascapandemi Covid-19," ujarnya.

Terkait dengan penyampaian IHPS II Tahun 2019, Agung menjelaskan bahwa IHPS II Tahun 2019 ini merupakan ikhtisar dari 488 Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN dan badan lainnya.

"Ada beberapa hal yang kita angkat di situ, ada pemeriksaan kinerja tematik. Kemudian kami juga menjelaskan beberapa pemeriksaan dengan tujuan tertentu, serta hal-hal lain terkait dengan pengelolaan keuangan negara pada saat ini," tuturnya.

Dalam laporannya, terdapat 5.480 permasalahan dalam 4.094 temuan yang meliputi kelemahan sistem pengendalian intern, ketidakpatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, serta sejumlah masalah yang didominasi oleh ketidakhematan, ketidakefisienan, dan ketidakefektifan.

Menindaklanjuti laporan tersebut, pemerintah berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan dengan transparan dan kredibel. Oleh karenanya, Presiden Joko Widodo akan menginstruksikan menteri terkait untuk menyelesaikan permasalahan yang dilaporkan oleh BPK tersebut.

Sumber & Foto: (Humas Kemensetneg)

[fiq/RID]

Presiden Joko Widodo meninjau penyerahan bantuan tunai kepada sejumlah keluarga penerima manfaat yang digelar di Kantor Pos Jalan Ir. H. Juanda, Kota Bogor, pada Rabu, 13 Mei 2020. Bantuan tunai tersebut diberikan kepada masyarakat agar tetap memiliki daya beli di tengah pandemi Covid-19.

"Pagi hari ini saya ingin memastikan pembagian bantuan sosial tunai (BST) kepada masyarakat dan hari ini yang saya cek adalah di Kantor Pos Kota Bogor," kata Presiden di lokasi dengan didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri Sosial Juliari P. Batubara, dan Wali Kota Bogor Bima Arya.

Presiden melihat bahwa penyerahan bantuan tersebut berlangsung dengan sangat baik dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kepala Negara juga sempat berbincang sejenak dengan warga yang sedang mengantre untuk menerima bantuan.

"Antreannya bagus, dengan jaga jarak yang baik. Semuanya pakai masker. Sebelum uangnya diberi pun tangan dibersihkan dengan hand sanitizer. Saya kira protokol-protokol kesehatan seperti itu yang harus kita jalankan," kata Presiden.

Dalam keterangannya itu, Presiden menjelaskan bahwa bantuan sosial yang disiapkan pemerintah memang beragam sesuai dengan fungsi masing-masing. Di antaranya ialah Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Bantuan Sosial Tunai, Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa, dan lain sebagainya.

Bantuan-bantuan tersebut diharapkan dapat menjangkau sebagian besar masyarakat yang kurang mampu maupun yang terdampak pandemi Covid-19 ini.

"Kita harapkan dengan adanya bantuan sosial ini bisa memperkuat daya beli masyarakat sehingga nanti konsumsi domestik kita juga menjadi normal kembali. Itu yang kita harapkan," kata Presiden.

Selain itu, Kepala Negara juga menyinggung kerja sama pemerintah pusat dengan daerah dalam rangka penyaluran bantuan bagi masyarakat. Menurutnya, hingga saat ini kerja sama tersebut dapat terjalin dengan baik. Adapun terhadap beberapa kekurangan yang ada di lapangan Presiden meyakini bahwa hal tersebut dapat segera disempurnakan pada penyaluran tahap berikutnya.

"Memang ada satu sampai tiga yang berkaitan dengan data itu masih belum bisa diperbaiki (di tahap pertama). Tapi saya kira nanti pada tahapan kedua bulan depan insyaallah akan lebih baik lagi," kata Presiden.

Untuk diketahui, bantuan tunai yang disalurkan tersebut berjumlah Rp600.000 tiap tahapnya. Adapun bantuan tersebut akan diberikan sebanyak tiga tahap kepada masyarakat kurang mampu maupun yang terdampak pandemi.

Menteri Sosial, Juliari P. Batubara yang memberikan keterangan dalam kesempatan terpisah menjelaskan bahwa penyerahan bantuan tunai di Kota Bogor hari ini merupakan yang pertama dilakukan dengan menyasar pada 170 keluarga penerima manfaat. Secara keseluruhan, di Kota Bogor terdapat 26.353 keluarga penerima manfaat yang disasar dari program ini.

"Ada sekitar 170 penerima bansos yang akan menerima bansos tunai senilai Rp600.000 untuk tahap pertama dari tiga tahap yang akan disalurkan kepada mereka," kata Presiden. 

Sumber & Foto: (Humas Kemensetneg)

[fiq/RID]

Bismillahirrahmanirrahim.
Ini merupakan kisah cerita bersambung, kelanjutan ceritanya sebagai berikut;

*Bertemu Kakek dan Ibunda*


Tidak lama kemudian, datanglah seseorang bernama Waraqah bin Naufal dan seorang temannya dari Quraisy. Keduanya menyerahkan Muhammad kepada Abdul Muthalib, 


"Ini anakmu, kami menemukannya di Mekah Atas."
Alangkah lega dan gembiranya Abdul Muthalib.
"Cucuku!" katanya sambil mendekap Muhammad.
Abdul Muthalib memperhatikan cucunya dengan wajah berseri-seri, "Apakah kamu mau kakek ajak menunggangi unta yang hebat?"
"Mau. Tetapi, mana untanya kek?"

Sambil tertawa, orang tua itu mengangkat Muhammad dan mendudukkannya di atas bahu.


"Kau kini telah menduduki untanya, Nak! Ha....ha....ha...."
"Wah, unta hebatnya kok sudah tua ya Kek?"
"Biar tua, tapi ini unta yang hebat, cucuku! Lihat unta ini mampu mengajakmu berthawaf mengelilingi Ka'bah."

Abdul Muthalib membawa Muhammad berthawaf di Kabah. Setelah itu ia memintakan perlindungan Tuhan untuk cucunya itu dan mendoakannya.
"Mari kita menemui ibumu sekarang," ajak Abdul Muthalib. 


Alangkah senangnya anak dan ibu itu ketika mereka saling bertemu. Walaupun demikian, tersisip kesedihan di hati Muhammad ketika ia melepas Halimah As Sa'diyah, ibu susu yang selama ini telah merawatnya dengan limpahan kasih yang demikian besar.


"Selamat tinggal Muhammad. Jadilah orang besar seperti yang pernah dikatakan ibumu," kata Halimah sambil beranjak pergi.
Sampai dewasa, Muhammad tidak pernah memutuskan tali silaturahim dengan ibu susunya itu.


*Gembala Kambing*


Mulai dari hidupnya di Bani Sa'ad sampai masa kecilnya di Mekah, hidup Nabi Muhammad dilalui sebagai seorang gembala. 


*Waraqah bin Naufal*


Waraqah bin Naufal adalah paman Khodijah (kelak menjadi istri Muhammad). Waraqah bin Naufal tidak menyukai berhala. Ia tetap mengikuti ajaran Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, menjadi hamba Allah yang setia.Ia tidak meminum minuman keras dan tidak berjudi. Ia bermurah hati terhadap orang orang miskin yang membutuhkan pertolongannya.


*Di Bawah Asuhan Kakek* 


Sejak itu, Abdul Muthalib bertindak sebagai pengasuh cucunya. Ia mengasuh Muhammad dengan sungguh-sungguh dan mencurahkan segala kasih sayangnya. Abdul Muthalib adalah pemimpin seluruh Quraisy dan seluruh Mekah. Untuk dia, diletakkan hamparan khusus tempatnya duduk di bawah naungan Ka'bah. Anak-anak beliau, paman-paman Muhammad, tidak ada yang berani duduk di tempat itu. Mereka duduk di sekeliling hamparan itu sebagai penghormatan kepada ayah mereka.

Suatu saat, Muhammad kecil yang montok itu duduk di atas hamparan tersebut. Serentak paman-paman beliau langsung memegang dan menahan Muhammad agar tidak duduk di atas hamparan.  Namun, ketika Abdul Muthalib datang dan melihat kejadian tersebut, berkata:
"Biarkan anakku itu," katanya, "Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung."
Kemudian, Abdul Muthalib duduk di atas hamparan tersebut sambil memangku Muhammad. Dielus-elusnya punggung Muhammad penuh sayang. Abdul Muthalib bergembira dengan apa yang dilakukan cucunya itu.


Lebih-lebih lagi, kecintaan kakek kepada cucunya itu timbul ketika Aminah kemudian berniat membawa Muhammad ke Yatsrib untuk diperkenalkan kepada saudara-saudara ibunya dari keluarga Najjar. Perjalanan ini juga bertujuan menengok makam Abdullah, ayah Muhammad. Sudah lama Aminah memendam keinginan untuk menengok makam suami tercintanya itu. Kini, ia akan berangkat dengan ditemani putranya seorang.


*Aminah Wafat*

Dalam perjalanan itu, Aminah membawa Ummu Aiman, budak perempuan peninggalan Abdullah. Sesampainya di Yatsrib, mereka disambut oleh saudara-saudara Aminah. Kepada Muhammad diperlihatkan rumah tempat ayahnya meninggal dulu serta tempat ia dikuburkan. 
Itu adalah saat pertama Muhammad benar-benar merasa dirinya sebagai anak yatim. Apalagi ia mendengar ibunya bercerita panjang lebar tentang sang ayah tercinta yang setelah beberapa waktu tinggal bersama-sama, kemudian meninggal dunia.


(Di kemudian hari, setelah hijrah, pernah juga Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam menceritakan kepada sahabat-sahabatnya tentang kisahperjalanan masa kecil beliau ke Yatsrib yang saat itu telah berubah nama menjadi Madinah. Beliau amat terkenang dengan perjalanan bersama ibunya itu, kisah perjalanan penuh cinta pada Madinah, kisah penuh duka pada orang yang ditinggalkan keluarganya.)


Sesudah cukup sebulan tinggal di Madinah, mereka pun bersiap pulang. Mereka berjalan dengan menggunakan dua ekor unta yang mereka bawa dari Mekah. Akan tetapi, di tengah perjalanan, di sebuah tempat bernama Abwa*), Aminah menderita sakit hingga kemudian meninggal di tempat itu. 
"Ibu! Ibu!" panggil Muhammad kepada ibunya yang sudah wafat.
Dalam pelukan Ummu Aiman, dengan air mata meleleh, Muhammad menyaksikan tubuh ibunya dikuburkan di tempat itu. 
Pada usia enam tahun. Muhammad SAW telah menjadi seorang anak yatim piatu.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد


*Abwa*

Abwa adalah sebuah dusun yang terletak di antara Madinah dengan Juhfa. Jaraknya 37 km dari Madinah

*Abdul Muthalib Wafat* 

Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman. Ia pulang sambil menangis hatinya pilu karena kini sebatang kara. Muhammad makin merasa kehilangan. Ia menjalani takdir sebagai seorang anak yatim-piatu. Terasa olehnya hidup yang makin sunyi dan semakin sedih.


Baru beberapa hari yang lalu, ia mendengar dari ibunya cerita keluhan duka kehilangan ayahandanya semasa ia dalam kandungan. Kini, ia melihat sendiri di hadapannya, ibunya pergi untuk tidak kembali lagi, sebagaimana ayahnya dulu. Muhammad yang masih kecil itu kini memikul beban hidup yang berat, sebagai seorang yatim-piatu.


Ketika tiba di Mekah, Abdul Muthalib menyambut kedatangan cucunya itu dengan rasa iba yang dalam. Kecintaan Abdul Muthalib pun semakin bertambah kepada Muhammad. Rasa duka Muhammad mungkin agak ringan apabila kakeknya, Abdul Muthalib, dapat hidup lebih lama lagi. Namun, Allah سبحانه و تعال sudah menentukan lain. 

Pada usia 80 tahun, sang kakek pun meninggal dunia. Saat itu, Muhammad berusia delapan tahun. Ia mengiringi jenazah kakeknya ke kubur sambil berlinangan air mata. Kenangan sedih sebagai anak yatim-piatu membekas begitu dalam pada diri Rasulullah, sehingga di dalam Al Quran pun disebutkan ketika Allah mengingatkan Rasulullah ﷺ akan nikmat yang dianugerahkan kepadanya di tengah kesedihan itu, 
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?Surah Ad-Duha (93:6)
وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ
Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.Surah Ad-Duha (93:7)


*Keluarga Umayyah*

Kematian Abdul Muthalib merupakan pukulan yang berat bagi keluarga Hasyim. Tidak ada anak-anak Abdul Muthalib yang memiliki keteguhan hati, kewibawaan, pandangan tajam, terhormat, dan berpengaruh di kalangan Arab seperti dirinya. 
Kemudian keluarga Umayyah tampil ke depan mengambil tampuk pimpinan yang memang sejak dulu mereka idam-idamkan, tanpa menghiraukan ancaman yang datang dari keluarga Hasyim.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد


*Diasuh Abu Thalib*

Sebelum wafat, Abdul Muthalib menunjuk salah seorang anaknya untuk mengasuh Muhammad. Ia tidak menunjuk Abbas yang kaya, namun agak kikir. Ia juga tidak menunjuk Harist, putranya yang tertua karena Harist adalah orang yang tidak mampu. Abdul Muthalib menunjuk Abu Thalib untuk mengasuh Muhammad karena sekalipun miskin, Abu Thalib memiliki perasaan yang halus dan paling terhormat di kalangan Quraisy. 
Abu Thalib juga amat menyayangi kemenakannya itu. Budi pekerti Muhammad yang luhur, cerdas, suka berbakti, dan baik hati, sangat menyenangkan Abu Thalib. Ia bahkan lebih mendahulukan kepentingan Muhammad daripada anak-anaknya sendiri.


Begitu pun sebaliknya, Muhammad amat mencintai pamannya. Ia tahu pamannya memiliki banyak anak kecil dan hidup dalam kemiskinan. Namun demikian, pamannya tidak pernah berhutang kepada orang lain. Abu Thalib lebih suka bekerja keras memeras keringat untuk menafkahi keluarganya. Karena itulah, tanpa ragu, Muhammad ikut bekerja seperti anak-anak Abu Thalib yang lain. Ia ikut membantu pekerjaan keluarga Abu Thalib, menggembalakan kambing, dan mencari rumput.


Abu Thalib merasa bahwa Muhammad kelak akan menjadi orang yang bersih hatinya dan dijauhkan dari dosa. Ia yakin, jika mengajak Muhammad berdoa, Tuhan akan mengabulkan permohonannya. Seperti yang dilakukannya ketika orang-orang Quraisy berseru "Wahai Abu Thalib, lembah sedang kekeringan dan kemiskinan melanda. Marilah berdoa meminta hujan". 
Maka, Abu Thalib keluar bersama Muhammad. Ia menempelkan punggung Muhammad ke dinding Ka'bah dan berdoa. Kemudian, mendung pun datang dari segala penjuru, lalu menurunkan hujan yang sangat deras hingga tanah di lembah-lembah dan di ladang menjadi gembur. 


Bersambung.................................................................................................................

Sumber Buku: Muhammad Teladanku

Penerjemah: abdul ghofur

gambar: nu.or.id

Pada tahun 2008 gempa hebat melanda Cina.
seismograf ditemukan di Cina sembilanbelas abad lalu,  tetapi ketika itu tidak ada satupun mesin seismograf yang memberi peringatan. 


Binatang yang justru memberikan peringatan. ilmuwan tidak mengindahkan mereka, tetapi beberapa hari sebelum bencana terjadi, gerombolan katak berlompatan menggila ke segala arah, meloncat2 liar di jalan2 Guiyang dan kota2 lainnya, sementara di kebun binatang Wuhan harimau mengaum, burung merak melengking dan gajah dan zebra menabrakkan diri ke pagar kandang mereka.


Sumber Buku: Children of the Days

Pengarang: Eduardo Galeano

Penerjemah: wardah hafidz

foto: loop.co.id

[fiq/RID]


Eugène François Vidocq meninggal di Paris tahun 1857.
mulai dari saat ia mengurus toko roti ayahnya di usia empatbelas, Eugène adalah seorang pencuri, badut, preman, desertir, penyelundup, guru yang suka merayu anak2 kecil, idola bordil2, pebisnis, informan, mata2, ahli kriminologi, ahli balistik, direktor Sûreté Générale (FBInya Prancis), dan pendiri paling pertama agen detektif.

Duapuluh kali duel. lima kali menyamar biarawati atau veteran lumpuh agar bisa lari dari penjara. ia ahli menyamar, penjahat berperan polisi, polisi berperan penjahat, dan kawan dari musuhnya dan musuh dari kawan2nya. 


Sherlock Holmes dan literatur detektif ternama Eropa mengambil banyak ketrampilan dari trik2 yang dipelajari Vidocq dari kehidupannya sebagai penjahat, yang di kemudian hari digunakannya untuk melawan kejahatan.

Sumber Buku: Children of the Days

Pengarang: Eduardo Galeano

Penerjemah: wardah hafidz

Foto: indonesiadetective.com

[fiq/RID]

JAKARTA (13 Mei 2020) – Menelisik kembali kasus NF (15 Tahun), remaja putri atas tindak kekerasan pembunuhan terhadap anak berusia 5 Tahun.  Sejak kasus ini mengemuka, Kemensos melalui Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial telah memberikan perhatian.

Hal ini terkait dengan perilaku NF menghilangkan nyawa dan kebiasannya menggambar berbagai ekspresi kekerasan serta kesenangannya menonton film horror dan novel tentang seorang pengidap psikopat. Setelah menjalani pemeriksaan fisik dan psikologis di Rumah Sakit Polri Jakarta Timur, terungkap bahwa NF juga menjadi korban kekerasan seksual oleh 3 orang terdekatnya hingga kini hamil 14 minggu. Saat ini NF telah dirujuk ke Balai Anak “Handayani” di Jakarta. Di Balai milik Kemensos tersebut. NF mendapatkan layanan rehabilitasi sosial sambil menunggu proses peradilan. 


Dalam upaya mendapatkan pembelajaran dari kasus NF, terutama mencegah agar kasus tersebut tidak terulang, Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial memimpin diskusi kelompok terfokus, “Refleksi kebijakan penanganan kasus NF”. “Saya berharap bahwa pertemuan ini tidak semata-mata membahas kasus NF, tapi lebih jauh kepada mendiskusikan upaya pencegahan meningkatkatnya masalah anak berhadapan dengan hukum (ABH),” jelas Harry saat membuka kegiatan.

Harry mengungkapkan bahwa berdasarkan penanganan satuan bakti pekerja sosial, laporan Telepon Pelayanan Sosial Anak (TEPSA) dan penanganan di Balai/Loka Anak Kemensos, jumlah ABH terus meningkat setiap tahun. 


Diskusi diikuti oleh Kementerian/Lembaga terkait, yaitu KPPPA, Kejari Jakarta Pusat, Bareskrim Polri, Polres Metro Jakarta Pusat, RS Polri Kramat Jati, KPAI, Komnas PA, LPAI, PP Muhammadiyah, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Balai Anak "Handayani", Kementerian Hukum dan Ham, Dinas Sosial, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, serta seluruh kepala balai/loka rehabilitasi social Anak, Kemensos. 


Hak NF sebagai Anak Tetap Dipenuhi


NF berada dalam dua posisi sekaligus, yaitu sebagai pelaku pembunuhan dan menjadi korban kekerasan seksual. "Kasus kedua juga perlu diselidiki untuk mendapatkan kesimpulan logis mengapa anak ini melakukan tindak kekerasan," kata Harry kepada peserta rapat. Di sisi lain, Harry menegaskan,  pentingnya memenuhi hak NF sebagai anak yang membutuhkan perlindungan khusus.


Sejalan dengan hal tersebut, pekerja social dan psikolog Handayani telah melakukan beberapa terapi kepada NF. Saat ini, kondisi NF sudah menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik, secara fisik, psikis, sosial dan spiritual. Kondisi fisiknya tampak sehat dan sudah mampu menjaga kebersihan diri. Secara sosial, NF mulai terbuka dengan petugas untuk menceritakan permasalahannya dan merasa nyaman berada di balai. NF bahkan meminta untuk tetap berada di Balai Anak "Handayani" Jakarta dan ingin mengurus sendiri anaknya setelah lahir. 


Perwakilan Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat, menerangkan bahwa proses yang dilakukan ini bukan semata-mata penegakan hukum, tetapi NF juga memiliki hak dan kewajiban sebagai anak yang patut dipenuhi. Kejari Jakarta pun mendukung upaya Kemensos, "Kami selalu mendukung proses rehabilitasi sosial oleh Balai Anak "Handayani" Jakarta. Kami juga akan terus memantau," ucapnya.


Dalam diskusi juga, perwakilan dari Dinas Pendidikan memastikan bahwa hak NF sebagai siswa tidak akan dinafikan. Penilaian kelulusan yang menggunakan nilai raport dan portofolio juga diterapkan untuk NF.

Demikian pula hak NF untuk mendapatkan layanan kesehatan.


Deputi Perlindungan Anak, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), Nahar menyebutkan bahwa hak anak dalam proses peradilan adalah mendapat pendampingan hukum. "Kami sudah siapkan tim penasihat hukum untuk dampingi NF di peradilan," ungkapnya. Harapannya, semua proses terkoordinasi dan penyelesaian perkara dilakukan secara koordinatif.


Dukungan agar NF mendapat rehabilitasi sosial pasca keputusan pengadilan datang dari berbagai pihak, salah satunya dari Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Putu Elvina. "Sejak Kasus ini merebak, kita sudah rekomendasikan untuk rehabilitasi. NF akan menjalani proses panjang. Saya berfikir kondisi psikologis pasti mengalami penurunan dan ini bisa dimanage oleh Balai Anak "Handayani" Jakarta," katanya.


Hal ini juga dibenarkan oleh Wakil Ketua Bidang Pelayanan Masyarakat PP Muhammadiyah, M.  yang memberi dukungan untuk rehabilitasi bagi NF. "Saya harap hakim memberi dukungan untuk rehabilitasi bagi NF. Mohon dukungan dari Kemensos juga, anak ini perlu rehabilitasi khusus," ucapnya.


Belajar dari Kasus NF.


Kasus NF, sejatinya memberikan pembelajaran penting bagi banyak pihak. “Kasus ini memunculkan sensitisasi pada kita semua. Namun saat membahasnya, kita juga tetap menjaga kode etik demi kepentingan terbaik anak. “ Dirjen Rehsos menyebut beberapa pembelajaran yang perlu menjadi perhatian agar kejadian serupa dapat dicegah, misalnya soal pengawasan orang tua, pelaku adalah orang terdekat dan berada di lingkungan anak dan kekerasan seksual terjadi di rumah. 


Lingkup kebijakan, Harry juga menyebut tentang masih terbatasnya sarana prasarana sesuai yang ditetapkan UU Sistem Peradilan Pidana Anak dan perlunya kebijakan pencegahan yang dapat diaplikasikan oleh berbagai Lembaga Kesejahteraan Anak dan Balai/Loka Anak Kemensos.

"Kita harus melakukan orientasi ulang terhadap Undang-undang yang ada, bukan hanya pada penanganan hukum dan perlindungan anak, tetapi juga upaya konkrit agar kejadian ini tidak terulang lagi," tegasnya.


Masukan untuk pencegahan terhadap kekerasan anak pun bermunculan. Perwakilan Dinas Pendidikan DKI Jakarta, menyampaikan bahwa upaya pencegahan kekerasan anak sudah tertuang di dalam Peraturan Gubernur Nomor 86 Tahun 2019 tentang pencegahan dan penanggulangan Tindak Kekerasan Bagi Peserta Didik di Satuan Pendidikan dan Lingkungan Pendidikan.Sedangkan Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos DKI Jakarta, Prayitno mengungkapkan akan berupaya melakukan pencegahan dengan menggandeng Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) untuk sosialisasi ke masyarakat. Sosialisasi tersebut dalam bentuk upaya perlindungan anak dan upaya preventif melalui poster, leaflet dan media lainnya.


Di akhir pertemuan, Dirjen Rehsos mengatakan bahwa pertemuan kedepan akan memperdalam strategi pencegahan yang lebih progresif. Selain itu, perlu dilakukan pengemasan edukasi untuk lingkungan terkait parenting skill agar bisa mendukung perlindungan terhadap anak. Hal ini untuk menghindari anak dari referensi buruk seperti media sosial, novel dan referensi lainnya yang belum patut dikonsumsi anak dibawah umur. "Early Warning ini perlu untuk membatasi materi yang bisa dikonsumsi anak," kata Dirjen Rehsos.

Sumber: Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial

[shq/RID]

Tentang Asrama / Rumah Orange 174. Suatu tempat yang membuat senang bagi siapapun yang mampir untuk singgah, belajar untuk berbagi, bercerita, ilmu, suasana, kehangatan, serta tentang bagaimana suatu keluarga ini menjadi keluarga besar untuk semuanya.

Kenapa ada rumah oranye 174?

Senangnya berkumpul di rumah oranye, berbagi cerita, tawa bersama, sampai mengerti arti proses cerita kehidupan serta berbagi pengalaman. Sebelum ada asrama santri untuk mukim,  kami hanya pindah dari satu tempat ketempat lainnya, mencari tempat tinggal kontrakan ukuran secukupnya, karena keperluan tugas pekerjaan orangtua. Bagian terpentingnya adalah, kita semuanya masih bisa berteduh dari cuaca, belajar dan punya ruangan untuk tidur, alhamdulilah cukup.

Mempunyai rumah itu sulit, bahkan orangtua kami baru mempunyai rumah sendiri saat penghujung usia yang tidak lagi muda. Setelah masa pensiun tiba,  itulah nasib pekerja sipil yang mendedikasikan waktu, separuh kehidupan, pembentukan jiwa serta raganya untuk tugas menjadi pelayanan masyarakat. Allhamdulilah sekali lagi, kami berkeluarga jadi mengerti arti proses belajar, bertindak, berbijak dalam setiap keputusan di masyarakat. Pengalaman adalah guru yang paling berharga.

Layaknya harapan sebuah keluarga di seluruh Indonesia, menjadi satu keutuhan di rumah temapt kita tinggal,  penuh suasana hangat, harmonis, canda tawa bersama. Tempat tinggal yang asik itu, selalu ramai di dalamnya, berkumpul anggota  keluarga  seperti layaknya keluarga cemara.

Mungkin anda juga sama memiliki keluarga seperti kami, bukankah itu sangat menyenangkan?

Lalu kemudian, bagian cerita lainnya mengikuti, rumah itu sepi, karena para anggota keluarga harus kembali mencari ilmu serta pengetahuan untuk kemudian kembai berkumpul saling bercerita. Anggota keluarga menggadu nasib di luar perkarangan rumah, kemudian berkeluarga.

Terakhir almarhum orang tua laki [Ayah] sudah terlebih dahulu meninggalkan kita semua, kami berpikir bagaimana menimbulkan keramaian kembali, lengkap, seutuhnya sebuah suasana kekuatan kebersamaan di rumah itu. Maka kami bergegas untuk segera mendirikan rumah quran untuk para santri yatim-dhuafa di rumah tersebut. Begitulah semangat yang kami berikan untuk membentuk sebuah kumpulan keluarga lebih besar lagi dari yang kami miliki dahulunya. Sekarang, inilah keluarga besar kami, kenalkanlah.

Siapa saja anggota keluarga kami?

Menghadirkan para hafidzh – hafidzah dari  ruang lingkup lingkungan, bukan impian kecil tapi bukannya tidak bisa direncanakan, justru hal  ini akan menjadi tonggak ukuran kita bersama untuk mewujudkannya. Sekarang sudah berjalan 2 tahun, kehangatan itu masih ada bahkan lebih jauh mendalam menyelimuti relung – relung jiwa dengan baca bacaan Al-Quran, serta doa, aktifitas harian para santriwati penuh berkah. Tanpa terasa tulisan ini penuh derai air mata kebahagiaan, bahwa kami percaya aktifitas kegiatan ini akan terus menggalir sampai kelak menjadi kumpulan tetesan keberkahan sampai cucu cicit kita kelak. Tentunya juga semua pihak yang telah ikut berpartisipasi.

Menggenal sosok orang tua [Eyang] di asrama santriwati

Sebut saja biasa dipanggil Eyang, beliau sangat menggayomi keluarganya dari dahulu kala, saat masih aktif di kegiatan PNS lalu, menjadi istri sholeha, juga memberikan hal terbaik untuk seorang ayah, terus berjuang, bertutur, untuk kehidupan keluarganya. Kata -katanya selalu menggundang doa, ketegasan, keberanian untuk terus menjalankan aktifitas di asrama. Membuat para santriwati  disiplin, dari bangun tidur, sampai kemudian sarapan, lalu melakukan aktifitas asrama lainnya, menjaga kebersihan bersama, membuat kue, serta memasaknya. Pelajaran yang tidak didapatkan dari sebuah buku catatan Colombus.

Ketegasanya di mata santri, karena beliau selalu menjelaskan sebab dan akibat dalam setiap hal pekerjaan yang akan di lakukannya. Tak jarang kami selalu minta di doakan, dan mendoakanya dalam keadaan sehat dan penuh rahmat dari- NYA. Doa yang mendoakan yang termahal tak ternilai menjadi sayap-sayap kehidupan untuk kita semua.

Teruskan semangat Eyang Uti, perjuanganmu dari saat masih aktif, sampai saat ini terus membasahi jiwa relung perjuangan kami. Dan semoga kita semua dalam kebaikan.

Ada yang luar biasa, siapakah mereka ?.

Santri ini luar biasa, terlanjut istimewa, kami tidak menyebutnya nakal, tapi kami belajar membedakan jenis pendidikan, pelajaran, sikap, tuturkata, lembut, akhlak yang baik untuk mereka semuanya para santri. Sejatinya orangtua adalah peniru terbaik oleh anaknya, segala hal apapun, terucap dan terjalani, itu semua dari orangtuanya. Dengan berat hati beberapa bulan lalu kami memulangkan beberapa anak santri, dengan catatan, anak ini tidak mengikuti peraturan asrama mahad, yang sudah di tentukan. Bahkan sering kali nilai akademik yang sudah di pelajari tidak memenuhi standart kelulusan.

Ini bagian dari pembelajaran, berlaku untuk para anak santri lainnya, agar tetap berada dalam garis aturan untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Mengapa Pulau Harapan dan cendekia?

Rumah Quran, hadir di tengan pemukiman padat wilayah. Lokasi di Cipayung- Cilangkap, Jakarta Timur, mendengar beberapa rumah dari kami ada yang putus sekolah. Mengguatkan kami untuk memulainya rumah quran ini. Pulau harapan, salah satu nama jalan di lingkungan rumah kami, cendekia kalau kita kenal adalah sesuatu kata sifat yang hadir karena keilmuan, kecerdasanya di bidang ilmu pengetahuan. Pulau harapan cendekia, kami mempunyai visi besar kedepan, kelak dikemudian hari. Kami bersama dengan seluruh pihak yang mempunyai niat baik, mempunyai tugas untuk mewujudkan anak-anak tunas bangsa yang kelak akan berperan penuh untuk kemajuan bangsa serta negara. Hal terkecil adalah untuk keluarga dan lingkunganya.

Tidak lain bukan hanya keilmuan dari ibadah agama saja, ilmu sosial dan berbudi pekerti baik dari sisi keilmuan kehidupan lainnya, bisa diterapkan untuk para santri. Itulah keinginan memberikan hal terbaik, bermanfaat untuk masyarakat sekitar, hal yang kecil di mulai dari saat ini dan terus melakukannya.

Di tengah kesulitan ada kemudahan

Berawal dari tulisan sebelumnya, saat kita memulainya tahun pertama. Segala aktifitas kegiatan mahad pulau harapan cendekia di asrama, kami ada kejutan kesulitan yang harus kami lewati bersama-sama. Kesulitan yang sebenrnya kita pahami, bahwa kami semua bisa melalui dan ada kemudahan selanjutnya, bahwa janji Allah swt itu pasti.

Barang siapa yang menjaga agamanya Allah swt (dalam hal ini para santri penghafal Al Qur’an) , maka kemudahan selalu bersamanya.

Kebutuhan sumber daya pangan selalu harus ada, keberadaannya wajib setiap hari. Untuk suguhan terbaik para santri selalu kami siapkan, pernah ketika cerita hari itu. Bagian konsumsi binggung, entah mau masak menu apa?, Keadaan yang terjadi ketika  keuangan bagian konsumsi sedang paceklik di tengah bulan, badai pasti berlalu. Tapi dengan mudahnya berfikir positif,  bahwa nanti ada kiriman konsumsi matang siap saji, dengan lauk lainnya.

Dan yang terjadi benar saja sebutku, hal makanan favorit  yang seketika anak-anak santri mau, itu hadir dan datang dengan sendirinya, ini semua dengan perantaraNYA dan KuasaNYA kami percaya akan hal itu.

Dari situlah kami selalu yakin, dan tidak ada hal yang tidak mungkin kalau Allah sudah berkhendak.

KUN’ FAYAKUN” Terjadi maka Terjadilah.

Bagimana perlengkapan asrama, apakah sudah siap?

Pada saat mulainya asrama, urusan lemari, ranjang, kamar mandi, penyedot udara, serta kipas angin, semuanya harus siap. Rumah asrama mahad pulau harapan cendekia, tersedia hanya 4 kamar, dibawah 3 kamar dan 1 kamar di lantai atas (khusus untuk para ustadzah).

Di saat itu semua kami, berdoa, bergerak, berpikir, mencari solusi untuk mempersiapkan kebutuhan santri lainnya itu, kanal-kanal donasi, melihat gawai untuk mencari kontak person pribadi, mencari solusi bersama untuk melengkapinya. Menyiapkan ruas-ruas kamar untuk di buatkan ranjang kasur dari bahan yang baik dan kuat tahan lama di pakai oleh para santri. Kalau kami dahulu sempat rekam menjadi video, pastinya seru untuk dilihat pada acara ulang tahun.

Disaat kasur ranjang gak cukup, dan ruangan yang terbatas. Satu kamar kami sulap jadi 4 kasur dengan beberapa ranjang tingkat yang kami susun dan siapkan untuk santri. Alhamdulillah semua santri senang, bisa istirahat tidur dengan nyaman di asrama. Kami belajar lagi tentang mereka bahwa kesederhanaan dan terus mengHafal Al Qur’an itu adalah tujuan sejatinya.

Kenapa mau jadi Santri?.

Kami tanyakan hal kegiatan ini, saat sudah mereka bergabung bermukim di asrama. “Kenapa nak kalian mau jadi santri, seloroh jawabnya. Aku ingin menyenangkan membahagiakan orangtua, dan membawa mahkota surga  untuknya”. Jawaban sangat istimewa dari seorang anak, karaker anak – anak yang kita kenal saat ini di luaran sana masih bermain dengan gawainya, berbeda dengan para santri ini. Mereka jauh dari kawan-kawan rumah dan tempat rumah tinggalnya lalu jauh dari orangtua, kakak , adiknya serta kerabat keluarga.

Itulah perjuangan, tidak ada hal mudah lalu sia- sia, dari perjalanan kehidupan yang di lakukan oleh santri santri ini, mereka akan mengenggam dunia dengan Al Qur’an dengan cara-NYA.

Ahamdulillah Ya Rabb kuatkan kami bersama dalam proses program mahad pulau harapan cendekia ini, semoga selalu kemudahan menyertai kita semua.

Ekstrakulikuler santri

Selain mereka mengghafal Qur’an, para anak santri juga melakukan rutinitas tiap minggunya, mereka juga kami berikan pengetahuan dan informasi lainnya di luaran sana.

Kami berikan pelajaran tentang berpanah, menonton film yang bermanfaat tentang perjuangan Nabi – Nabi dan tentang alam raya dunia. Acara nobar ini (nonton bersama di setiap akhir pecan ini), merupakan agenda wajib yang di tunggu para santri.

Selain itu Ekstrakulikuler lainnya class cooking, mereka menggenal bumbu, rempah – rempah dapur, dan bahan – bahan untuk membuat kue. Disini mereka di ajarkan untuk bisa memasak di kemudian harinya. Menggambar, kegiatan ini juga disenangi para santri menumpahkan rasa jiwa dengan menggambar, ada yang menggambar masjid, penggunungan serta kaligrafi. Dan yang paling berprestasi adalah taekwondo, santri kami berhasil menjuarai tingkat Se-jabodetabek kelas pelajar di gedung popki, cibubur tempo hari. Mereka belajar untuk bisa menjaga diri di kehidupan luar sana.

Semoga tidak bosan mendengar cerita-cerita kami dari rumah oranye, Mahad Pulau Harapan Cendekia. Kami mengucapkan Marhaban Ya Ramadhan 1441 H. Semoga kami panjang umur dan bisa memberikan hal terbaik untuk para santriwati. Tidak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih untuk para pihak yang telah memberikan semangat, doa, serta rejekinya, terimakasih para donatur.

Salam sehat selalu, Wassalamualaikum Wr Wb

[qay/PulauHarapanCendekia]

Bismillahirrahmanirrahim.
Ini merupakan kisah cerita bersambung, kelanjutan ceritanya sebagai berikut;


اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد


*Muhammad Kembali Ke Dusun*


Halimah dan suaminya mengembalikan Muhammad kepada Aminah. Alangkah bahagianya Aminah bertemu lagi dengan putra tunggalnya itu.
"Lihat! Kini engkau tumbuh menjadi anak yang tegap dan sehat!" ujar Aminah.
Aminah memandang Halimah dan suaminya dengan mata berbinar-binar penuh rasa terimakasih," Kalian telah merawat Muhammad dengan baik, bagaimana aku harus berterimakasih?"
Halimah dan suaminya berpandangan dengan gelisah. Sebenarnya mereka merasa berat berpisah dengan Muhammad. Mereka amat menyayangi anak itu. Selain itu, sejak Muhammad datang, kehidupan mereka dipenuhi keberkahan.
"Kami cuma berharap andaikan saja engkau sudi membiarkan anak ini tetap bersama kami hingga menjadi besar. Sebab, aku khawatir ia terserang penyakit menular yang kudengar kini sedang mewabah di Mekah," pinta Halimah.

Aminah menyadari bahwa yang mereka pinta dan katakan ada benarnya, tetapi hatinya bimbang karena hampir tak sanggup berpisah lagi dengan putranya. Ketika, Abdul Muthalib datang. Bangga sekali ia melihat pertumbuhan cucunya yang begitu bagus di daerah pedalaman, maka ia berkata:

"Aku ingin Muhammad kembali ke Dusun Bani Sa'ad sampai ia berusia lima tahun," kata Abdul Muthalib, "agar ia di situ belajar berkata-kata dan telinganya terbiasa mendengarkan bahasa Arab yang murni dengan fasih pula."
Aminah mengerti bahwa ia harus kembali melepas Muhammad demi masa depan putranya sendiri.
"Beri aku waktu beberapa hari bersama putraku, setelah itu bolehlah kalian membawanya kembali," kata Aminah.


Akhirnya, Muhammad pun dibawa kembali ke dusun Bani Sa'ad. Namun, di sana ia mengalami sebuah peristiwa yang sangat mengguncangkan.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد


 *Pembelahan Dada

Peristiwa itu terjadi tidak lama setelah keluarga Halimah kembali ke pedalaman. Saat itu umur Muhammad belum lagi genap tiga tahun.Hari itu, Muhammad kecil ikut menggembalakan kambing bersama saudara-saudaranya. Tiba-tiba salah seorang putra Halimah datang berlari-lari sambil menangis.

"Ada apa?" Tanya Halimah dan suaminya panik.
"Saudaraku yang dari Quraisy itu! Dia diambil oleh seorang laki-laki berbaju putih. Dia dibaringkan. Perutnya dibelah sambil dibalik-balikkan!"
Halimah dan Harits segera berlari mencari Muhammad. Mereka menemukan anak itu sedang sendiri. Wajah Muhammad pucat pasi. Halimah dan suaminya memperhatikan wajah Muhammad baik-baik.

"Apa yang terjadi padamu, Nak?" tanya mereka.
"Aku didatangi oleh seorang laki-laki berpakaian putih. Aku dibaringkan lalu perutku dibedah. Mereka mencari sesuatu di dalamnya. Aku tak tahu apa yang mereka cari."

Tanpa bertanya lagi Halimah segera membawa Muhammad pulang. Hatinya dipenuhi kecemasan.
"Aku takut Muhammad didatangi dan digoda oleh jin" kata Halimah kepada suaminya.
"Lebih baik kita membawanya kembali ke Mekah," jawab Harits

*Percakapan dengan Aminah*

Karena kejadian itu, Halimah kembali ke Mekah dan menyerahkan Muhammad kepada ibunya. Aminah menerima kedatangan mereka dengan rasa heran, 
"Mengapa engkau mengantarkannya kepadaku, wahai ibu susuan? Padahal sebelumnya engkau meminta ia tinggal denganmu?"
"Ya," jawab Halimah, 


"Allah telah membesarkan Muhammad. Aku sudah menyelesaikan apa yang menjadi tugasku. Aku merasa takut karena ada banyak kejadian terjadi padanya. Jadi, ia aku kembalikan kepadamu seperti yang engkau inginkan."
"Sebenarnya, apa yang terjadi?" tanya Aminah, "berkatalah dengan benar kepadaku."

Halimah terdiam sejenak, lalu bercerita dengan rasa berat, "Ada dua orang berbaju putih membawanya ke puncak bukit. Mereka membelah dan mengeluarkan sesuatu dari dalam dadanya."
Setelah berkata demikian, Halimah mengangkat wajahnya memandang Aminah, tetapi ia terkejut melihat wajah Aminah demikian tenang.
"Apakah engkau takut setanlah yang mengganggunya?" tanya Aminah.
Halimah mengangguk, 

"Itulah sebenarnya yang membuatku khawatir sehingga cepat-cepat mengembalikannya kepadamu."
Aminah menarik napas.
"Demi Allah," katanya, 
"Setan tidak akan mendapatkan jalan untuk masuk ke dalam jiwa Muhammad. Sesungguhnya, anakku akan menjadi orang besar di kemudian hari. Ketika aku mengandungnya, aku melihat sinar keluar dari perutku. Dengan sinar tersebut aku bisa melihat istana-istana Busra di Syam menjadi terang-benderang. Demi Allah, aku belum pernah melihat orang mengandung yang lebih ringan dan lebih mudah seperti yang kurasakan. Ketika aku melahirkannya, ia meletakkan tangannya di tanah dan kepalanya menghadap ke langit."

Halimah mendengar semua itu dengan takjub. Aminah menyentuh tangan Halimah dan berkata lembut, 
"Biarkan ia bersamamu dan pulanglah dengan tenang."
Muhammad kecil pun kembali dibawa pulang. Namun, lagi-lagi terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya membuat Halimah benar-benar kawatir dan mengembalikan Muhammad kepada ibunya.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد


*Orang-Orang Habasyah*

"Kak, tunggu!" seru Muhammad sambil berlari menuruni bukit. Saat itu, usia Muhammad sudah 5 tahun. Ia sedang berlari mengejar saudara-saudaranya, yaitu anak-anak Halimah. Mereka sedang menggembala kambing. 
"Ayo Muhammad kejar kami kalau bisa!" ujar Syaima, anak perempuan sulung Halimah sambil tertawa.
Anak-anak itu terus bermain. Diam-diam, ada beberapa orang Nasrani dari Habasyah sedang memerhatikan mereka.
"Lihat, Kak! Itu Ibu datang!" seru Muhammad.

Anak-anak menoleh. Mereka memekik senang melihat Halimah datang menjemput. Namun, wajah Halimah tampak khawatir. Ia mencurigai beberapa bayangan yang sedang mengintai sambil berbisik-bisik di kejauhan. Hatinya makin berdebar ketika orang-orang Habasyah itu datang mendekat. Tanpa memedulikan dirinya, mereka langsung mendekati Muhammad.
"Paman mau apa?" tanya Muhammad.
"Berbaliklah, Nak! Kami ingin melihat punggungmu!" perintah salah seorang dari mereka.

Muhammad membalikkan badan, lalu orang-orang Habasyah itu saling pandang dengan wajah terkejut. Tanpa berkata apa-apa lagi, mereka berbalik ke tempat semula dan kembali berunding berbisik-bisik.
"Kalian bermainlah lagi, Ibu akan mencari tahu apa yang mereka bicarakan!" kata Halimah kepada Muhammad dan saudara-saudaranya.
Diam-diam, Halimah mendekati tempat orang-orang Habasyah itu berada dan terkejut mendengar apa yang mereka katakan, 

"Kita harus merampas anak ini dan membawanya kepada raja di negeri kita. Kita telah mengetahui seluk beluk tentang dia! Ada tanda di punggungnya yang meramalkan anak ini kelak akan menjadi orang besar."

Diam-diam, Halimah menjauh, 
"Aku harus melarikan Muhammad dari mereka sekarang juga!" 


*Tanda-Tanda Rasul Terakhir pada Injil*

Orang-orang Nasrani Habasyah itu tahu bahwa seorang Rasul terakhir akan dibangkitkan dan mereka diperintahkan mengikutinya seperti yang tertera pada Injil di bagian Kitab Ulangan (18): 15-22, "Bahwa seorang Nabi di antara kamu, dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini, yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allah-mu bagi kamu, maka dia haruslah kamu dengar."

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

*Muhammad Menghilang

Halimah cepat-cepat mengajak Muhammad pergi, namun dari kejauhan orang-orang Habasyah itu terlihat bergegas mengikuti mereka. Untunglah Halimah mengenal daerah itu dengan baik, sehingga mereka bisa melepaskan diri dari kejaran orang-orang Habasyah walaupun dengan susah payah.
Tidak berapa lama kemudian, Halimah berkemas menyiapkan Muhammad untuk segera kembali ke Mekah. Sedih sekali Muhammad harus berpisah dengan saudara-saudaranya. Syaima, Unaisah, dan Abdullah.
"Muhammad, jangan lupakan kami ya?" pinta Syaima dengan mata berkaca-kaca.

Muhammad mengangguk sambil memeluk mereka satu persatu. Kemudian, berangkatlah Muhammad meninggalkan dusun Bani Sa'ad dengan semua kenangan indah yang tidak akan pernah hilang dari benaknya seumur hidup. Halimah mengelus kepala Muhammad penuh sayang, "Bergembiralah, Muhammad. Engkau akan berjumpa dengan ibu dan kakekmu."

Mekah pada malam hari sangat ramai ketika mereka tiba. Saat melalui  kerumunan orang itulah, Muhammad terpisah dan hilang. Halimah kebingungan. Ia takut orang-orang Habasyah itu diam-diam masih mengikuti mereka dan mengambil kesempatan ini untuk menculik Muhammad. Sambil menangis, Halimah mendatangi Abdul Muthalib, "Sungguh, pada malam ini, aku datang dengan Muhammad, namun ketika aku melewati Mekah Atas, ia menghilang dariku. Demi Allah, aku tidak tahu di mana kini ia berada."


Setelah memerintahkan orang untuk mencari, Abdul Muthalib berdiri di samping Ka'bah, lalu berdoa kepada Allah agar Dia mengembalikan Muhammad kepadanya.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

Bersambung

Sumber Buku: Muhammad Teladanku

Penerjemah: Abdul Ghofur

Gambar: nu.or.id

Ada yang tak bisa mati dalam pergerakan organisasi di tahapan epidemi covid-19, apakah anda bisa melihatnya dengan jelas, disekitar anda, dalam aktiifitas anda ataupun kehidupan sekeliling anda?

Silahkan menulisnya di kolom komentar, bagaimana caranya menurut anda untuk mendapatkan solusinya?

Narkoba dan obat-obatan terlarang, masihkan bergerak masif dalam kondisi saat ini?

Beberapa data terkait narkoba, https://www.idntimes.com/science/experiment/izza-namira-1/fakta-penyalahgunaan-narkoba-di-indonesia/10

Bulan Januari sampai dengan Mei, pasti ada data terkait penyalahgunaan narkoba, serta para pengguna narkoba yang tertangkap, pasti akan terbaca netizen. Mereka tertangkap karena mengkonsumsi NAPZA, obat-obatan terlarang ataupun narkoba serta zat sejenisnya. Tidak hanya di negara kecil, keberadaan narkoba sungguh meresahkan, pergerakan serta organisasinya sudah sangat populer di negara besar. Apalagi ketika epidemi korona sedang menjalar kesetiap sudut negeri, merayap, merangkak menuju jalan-jalan kecil.

Apakah mereka juga terpukul akibat situasi epidemi, menurut saya sudah pasti mereka juga mengalami permasalahan sulit, tidak bisa dianggap sebelah mata ketika semua orang tidak bisa bergerak. Mungkin saja mereka sedang tertawa, coba bayangkan ketika mereka saat ini sedang memproduksi narkoba dalam jumlah besar, lalu mereka simpan sampai suasana epidemi sedikit reda lalu mereka melancarkan agresi penyebaran narkoba secara radikal, maklum saja ketika dalam masa lockdown mereka akan produksi jadi ketersediaan narkoba dalam jumlah besar, membutuhkan biaya produksi, biaya keamanan, biaya perawatan, serta biaya hiburan.

Saat ini sangat mudah membuat narkoba dalam bentuk penggabungan proses kimia, karena bisa dilihat di kontent-kontent dewasa dalam data pencarian internet. Banyak data juga menyebutkan sebelum epidemi, dilakukan pengerebekan dirumah produksi narkoba. Sudah tidak dapat ditutupi lagi, bahwa kegiatan ini sangat meresahkan apabila virus korona sudah mulai mereda keadaannya. Semoga kontent pembuatan zat terlarang di tutup aksesnya untuk publik.

Pelajar harus cerdas agat tidak memilih jalur-jalur lubang kecanduan, https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/4883/BNN+Ingatkan+50+Orang+Meninggal+Setiap+Hari+karena+Narkoba/0/sorotan_media

Bagaimana kabar tempat peredaran terbesar di negara yang mempunyai banyak kartel-kartel narkoba?https://dunia.tempo.co/read/1123267/10-raja-narkoba-terkaya-sepanjang-sejarah

Kalau anda mendapatkan informasi lainnya, anda bisa tuliskan dikolom komentar?

Menurut saya mereka juga sedang meningkatkan performa terbaik, berpikir keras sambil mabuk, untuk mempertahankan produksi serta jalur-jalur emas peredaraannya. Karena jalur-jalur transportasi, udara, darat dan laut mulai di batasi pergerakannya, spesifikasi kendaraan juga terpilih. Hanya transportasi vital bisa bergerak dalam distribusi pelayanan untuk kebutuhan orang banyak. Hal ini merupakan kesempatan besar bagi petugas dan aparat berwenang unuk mengawasi, menciumi alur gerak narkoba.

Apalagi ketika adanya gerakan pembatasan berkumpul, pengecekan temperatur kesehatan, serta status diam saja di rumah, merupakan strategi jitu untuk menghambat laju aktifitas narkoba.

Tetapi akan bertahan berapa lama mereka tidak melakukan aksi distribusi, produksi serta transaksi narkoba?.

Pembuat narkoba, pasti akan melakukan segala cara untuk memasukan zat terlarang. Hingga membuat petugas lengah dari aksi pengecekan semua hal. Tetapi ada yang membantu untuk membuka tabir narkoba, kelengkapan alat-alat teknologi sangat dibutuhkan oleh petugas di lapangan untuk segera mungkin meneliti jenis narkoba. Sudah banyak aksi-aksi pintar para penyeludupan narkoba, tetapi mereka akan selalu gaagal oleh alat canggih milik petugas keamanan.

Atau kita harus menyerah dengan segala kecerdasan para bandar-bandar besar, karenea mereka tidak pernah lelah untuk mencoba ?.

Apakah mungkin kita melegalkan salah satu jenis zat terlarang, tetapi zat yang mempunyai khasiat tinggi, untuk di legalkan agar kelak pengawasan zat-zat lainnya akan terlihat jelas dipermukaaan?

Semoga saja negara kita bebas dari jerat narkoba dan pengembangan teknologi untuk mendeteksi secara dini zat terlarang semakin canggih, hingga kita bisa menyelamatkan generasi manusia.

[fiq/RID]


#SahabatPANCA Alhamdulillah telah di mulai pelaksanaan sumur bor. Jazakumullah Khairan dan terimakasih kami ucapkan untuk sahabat dunia akhirat, yang telah mendukung 'Pembangunan Sumur Bor' ini. Semoga amal jariah yang telah diberikan akan terus mengalir, aamiin..

Dan semoga Sumur Bor yang sedang di proses ini, menjadi sumber kebermanfaatan bagi yang membutuhkan. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberikan rezeki yang berlimpah, kelancaran usahanya, diampuni dosa-dosanya & membalas segala kebaikan yang dilakukan donatur sekalian.

Sekali lagi, kami ucapkan terimakasih atas bantuan serta perhatiaannya.


Aamiin allahumma aamiin.

© PT. Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia 2021
magnifiercrossmenuchevron-down