Kebinekaan dalam masyarakat Indonesia merupakan anugerah dari Allah Swt. yang harus terus dijaga dan dipertahankan sebagai kekuatan bangsa Indonesia. Di tengah dinamika sosial dan politik global, kemajemukan bangsa, termasuk keberagaman agama, tak menjadi penghalang bagi kita untuk tetap hidup rukun, saling mengayomi, dan saling melindungi sebagai saudara sebangsa dan setanah air.

"Kerukunan antarumat beragama tidak muncul secara tiba-tiba. Kerukunan itu merupakan hasil dari kesadaran bersama bahwa perpecahan dan egoisme golongan akan membawa kehancuran," ujar Presiden Joko Widodo saat menyampaikan amanatnya dalam Rapat Koordinasi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa, 3 November 2020.

Presiden mengatakan bahwa kerukunan yang telah lama terbentuk tersebut merupakan hasil ikhtiar bersama untuk hidup saling menghormati dengan tidak memberi ruang bagi tumbuhnya rasa saling curiga dan berkembangnya benih-benih permusuhan yang pada akhirnya dapat memecah belah persatuan dan persaudaraan bangsa.

Atas dasar hal itu, Kepala Negara menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya bagi para penggerak dan aktivis kerukunan umat beragama yang dalam kesehariannya tak lelah untuk merawat kerukunan dan toleransi di tengah masyarakat. Upaya-upaya serupa itulah yang menyebabkan kita dapat menikmati kehidupan berbangsa yang kondusif dan harmonis.

"Forum Kerukunan Umat Beragama merupakan miniatur kebinekaan Indonesia. Saya berharap tidak ada satupun yang ditinggalkan ataupun dipinggirkan. FKUB hendaknya menjadi tenda bangsa yang mengayomi semua umat beragama dari beragam kelompok. Komitmen ini harus tertanam kuat dalam kesadaran para tokoh dan aktivis FKUB di semua tingkatan," kata Presiden.

Pemerintah sendiri memberikan dukungan penuh agar peran-peran FKUB dapat semakin optimal dalam menyemai nilai-nilai moderasi beragama. Menurut Presiden, moderasi beragama merupakan pilihan tepat dan selaras dengan jiwa Pancasila di tengah adanya gelombang ekstremisme di berbagai belahan dunia.

"Tantangan kehidupan beragama kian hari kian berat. Kehadiran media sosial dalam mewarnai kehidupan beragama dewasa ini tidak bisa diabaikan. Tidak jarang media sosial membawa racun seperti hoaks dan ujaran-ujaran kebencian yang justru menimbulkan perpecahan," ucapnya.

"Untuk itu dibutuhkan figur dan tokoh-tokoh agama yang mempersatukan, merangkul, serta piawai melunakkan perbedaan pilihan dan paham menjadi kekuatan sehingga umat tidak terjebak pada pandangan-pandangan yang ekstrem dan melegalkan kekerasan," imbuhnya.

Kepala Negara berharap agar pertemuan penting FKUB tersebut dapat melahirkan rumusan-rumusan visioner dan rencana-rencana program strategis untuk meneguhkan nilai-nilai moderasi dan toleransi beragama serta menjadi ajang dialog atas berbagai permasalahan yang masih mengganjal dan menemukan jalan keluar yang konstruktif bagi kerukunan antarumat beragama di Indonesia. 

Sumber & Foto: (Humas Kemensetneg)

Upaya mencetak sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul tak boleh surut dan berhenti meski dilanda pandemi Covid-19. Kondisi pandemi dengan segala dampak di setiap sendi kehidupan ini justru menyadarkan semua pihak betapa penting SDM tangguh yang mampu bergerak dengan cara-cara luar biasa dan beradaptasi menghadapi kesulitan sehingga unggul dalam persaingan.

Saat meluncurkan program Merdeka Belajar Episode 6 yang mengangkat tema "Transformasi Dana Pemerintah untuk Pendidikan Tinggi" secara virtual, Presiden Joko Widodo memandang bahwa situasi pandemi saat ini justru merupakan momentum tepat untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional.

"Pandemi harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional. Salah satunya perguruan tinggi," ujarnya sebagaimana ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden  pada Selasa, 3 November 2020.

Kepala Negara berpendapat bahwa di era persaingan saat ini perguruan tinggi perlu merelaksasi kurikulum dari yang sebelumnya bersifat kaku menjadi lebih fleksibel. Perguruan tinggi juga perlu membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru dan cara-cara yang lebih responsif serta pendekatan-pendekatan dengan sudut pandang keilmuan yang lebih luas.

Kebijakan mengenai KPI (key performance indicators) dosen, program prioritas perguruan tinggi beserta alokasi anggaran, infrastruktur, hingga berbagai SOP (standard operating procedure) baru juga harus segera dirumuskan.

"Demikian pula halnya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, berbagai standar normalitas baru harus dirumuskan," imbuh Presiden.

Menyongsong abad digital dewasa ini, Presiden menuturkan bahwa berbagai riset dan pengembangan teknologi di bidang digital sudah semestinya mendapatkan prioritas utama. Beragam perkembangan teknologi digital seperti analisis big data dan artificial intelligence kini dapat dimanfaatkan untuk berbagai bidang.

Inovasi-inovasi dengan memanfaatkan hal tersebut harus dikejar oleh perguruan-perguruan tinggi di Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa. Dalam tataran praktis, perkembangan teknologi dan inovasi yang dilahirkan juga diharapkan dapat mendukung pengembangan kemandirian pangan, kemandirian energi, dan pengembangan kewirausahaan UMKM di berbagai sektor.

Perguruan tinggi harus bertransformasi menjadi lebih dinamis. Ciptakan terobosan, bangun iklim kompetisi untuk meningkatkan daya saing, jalin sinergi, jalin kolaborasi dengan BUMN dan industri, talent pool berbasis digital, dan model-model kerja sama lain untuk mengoptimalkan kemampuan serta mendorong prestasi yang lebih baik," kata Presiden.

Oleh karena itu, perguruan tinggi diharapkan tidak terjebak pada pola dan rutinitas biasa. Sebaliknya, perguruan tinggi sebagai ujung tombak lahirnya SDM Indonesia unggul harus mendayagunakan energi dan keberanian untuk melakukan perubahan dengan terus-menerus mengembangkan inovasi melalui pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sumber & Foto: (Humas Kemensetneg)

[RID/fiq]

Program perhutanan sosial dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat telah dilaksanakan oleh pemerintah selama enam tahun. Dari target 12,7 juta hektare perhutanan sosial yang dialokasikan oleh pemerintah, hingga September 2020 sebanyak 4,2 juta hektare telah diserahkan kepada masyarakat untuk dikelola.

Saat memberikan arahan dalam rapat terbatas yang membahas topik tersebut, Presiden Joko Widodo meminta agar jajarannya bisa menyelesaikan target perhutanan sosial tersebut. Rapat tersebut digelar secara virtual melalui konferensi video dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 3 November 2020.

"Kita masih memiliki sisa yang cukup banyak untuk bisa kita selesaikan di empat tahun mendatang, yaitu kurang lebih masih 8 juta (hektare) lebih. Artinya memang ada sebuah peningkatan akumulatif yang cukup besar dalam lima tahun pertama kemarin, tetapi masih ada sisa juga yang 8 juta hektare lebih tadi yang perlu kita selesaikan," ujar Presiden.

Presiden juga mengingatkan bahwa perhutanan sosial bukan hanya urusan sebatas pemberian izin atau mengeluarkan Surat Keputusan (SK) kepada masyarakat. Hal yang lebih penting dari itu, kata Presiden, adalah pendampingan untuk program-program lanjutan sehingga masyarakat di sekitar hutan memiliki kemampuan dalam mengelola SK yang telah diberikan.

"Yaitu untuk masuk ke dalam aspek bisnis perhutanan sosial yang tidak hanya agroforestri, tetapi juga bisa masuk ke bisnis ekowisata, bisnis agrosilvopastoral, bisnis bioenergy, bisnis hasil hutan bukan kayu, ini banyak sekali, bisnis industri kayu rakyat. Semuanya sebetulnya menghasilkan, bisa menyejahterakan, tetapi sekali lagi pendampingan ini sangat diperlukan," jelasnya.

Kepala Negara mengingatkan agar pendampingan tersebut harus terintegrasi, dimulai setelah SK diberikan, penyiapan sarana dan prasarana produksi, hingga pelatihan-pelatihan. Presiden meyakini, jika hal tersebut dilakukan, kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) akan berkembang dengan baik.

"Tapi memang sekali lagi, kita harus bekerja fokus di sisi ini dan saya harapkan tahun ini, tahun depan, betul-betul bisa muncul entah berapa KUPS (Kelompok Usaha Perhutanan Sosial) yang bisa kita jadikan contoh untuk benchmarking bagi kelompok-kelompok yang lain," tandasnya.

Untuk diketahui, mengutip laman resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perhutanan sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraannya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial budaya.

Sumber & Foto:  (Humas Kemensetneg)

[RID/fiq]

Rakyat.id.- Jakarta, – Pada triwulan III 2020, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar -3,49% (YoY); membaik dari triwulan sebelumnya yang sebesar -5,32% (YoY). Hal ini menunjukkan proses pemulihan dan pembalikan arah (turning point) aktivitas ekonomi nasional menuju ke zona positif. Semua komponen pertumbuhan ekonomi sisi pengeluaran mengalami peningkatan. Perbaikan kinerja perekonomian terutama didorong oleh peran stimulus fiskal untuk penanganan pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Penyerapan belanja negara mengalami akselerasi pada triwulan III, sampai dengan akhir September tumbuh 15,5% terutama ditopang oleh realisasi berbagai bantuan sosial dan dukungan untuk dunia usaha (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)). Rilis Badan Pusat Statistik mengonfirmasi bahwa percepatan realisasi belanja negara ini membuat pertumbuhan Konsumsi Pemerintah tumbuh positif sebesar 9,8% (YoY), meningkat tajam dibanding triwulan II yang negatif cukup dalam -6,9%.

Kinerja Ekonomi Sisi Pengeluaran

Konsumsi Rumah Tangga sudah membaik dari triwulan sebelumnya -5,5% menjadi -4,0% (YoY). Terutama didukung oleh belanja perlindungan sosial dari pemerintah yang meningkat tajam. Konsumsi Rumah Tangga menengah-atas masih terbatas mengingat karakter konsumsinya didominasi oleh barang dan jasa yang sensitif terhadap mobilitas sehingga kelompok ini masih menunda konsumsinya. Sejalan dengan perbaikan penanganan Covid-19 dan penemuan vaksin diharapkan konsumsi rumah tangga juga akan mengalami akselerasi perbaikan.

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) mengalami peningkatan dari -8,6% di triwulan II menjadi -6,5% (YoY) di triwulan III. Peningkatan PMTDB didukung oleh berbagai indikator investasi, seperti penjualan semen, penjualan kendaraan niaga dan impor barang modal, yang telah mengalami perbaikan meskipun masih di zona kontraktif. Komponen bangunan masih sedikit melambat walaupun keberlanjutan proyek pembangunan fisik yang sempat tertunda sudah mulai kembali berjalan.

Tren perbaikan kinerja ekonomi nasional, konsumsi dan investasi, ini diharapkan akan terus meningkat sebagaimana juga diindikasikan oleh beberapa leading indicators seperti Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur Indonesia dan data penjualan ritel. PMI Manufaktur Indonesia pada triwulan III naik ke level 48,3, setelah sempat turun tajam pada triwulan II pada level 31,7. Indeks Penjualan Riil juga pulih dengan tumbuh -9.6% dibanding kinerja pada triwulan II yang terkontraksi dalam
hingga -18,2%. Berbagai kebijakan baik dari fiskal, moneter, dan sektor keuangan yang berupa relaksasi, insentif, dan kemudahan diharapkan mampu mendorong proses pemulihan ekonomi dan peningkatan investasi secara lebih cepat.

Konsumsi pemerintah tumbuh tinggi mencapai 9,8%, terutama didorong kebijakan countercyclical melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Belanja Negara memberikan kontribusi pemulihan pertumbuhan ekonomi tidak hanya dalam komponen Konsumsi Pemerintah tetapi juga dalam komponen konsumsi rumah tangga melalui belanja berbagai bantuan sosial dan subsidi. Sisanya, seperti belanja modal, memberikan kontribusi pada komponen investasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Kinerja ekspor membaik dari -11,7% di triwulan II menjadi -10,8% (YoY), sementara kinerja impor masih mengalami penurunan dari -17,0% menjadi -21,9% (YoY). Perdagangan internasional masih menghadapi tekanan akibat masih lemahnya kondisi perekonomian global. Secara neto, hal ini berkontribusi positif terhadap kinerja perekonomian nasional sejalan dengan surplus neraca perdagangan triwulan III-2020 sebesar US$8 Miliar. Rilis perbaikan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok, negara maju, dan beberapa negara mitra dagang utama Indonesia memberikan prospek positif pemulihan ekonomi yang lebih cepat di periode yang akan datang.

Kinerja Ekonomi Sisi Produksi

Titik balik pemulihan ekonomi di triwulan III 2020 ini juga tercermin dari pertumbuhan ekonomi sisi produksi. Hampir semua sektor mengalami perbaikan. Sektor-sektor yang terpukul dalam di triwulan II telah mengalami perbaikan yang sangat nyata. Sektor Transportasi dan Pergudangan membaik dari tumbuh -30,8% menjadi -16,7% (YoY). Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan-Minum meningkat pesat dari -22,0% menjadi -11,9% (YoY). Dua sektor kontributor terbesar, juga mengalami perbaikan. Sektor Industri Pengolahan pada triwulan II tumbuh -6,2%, meningkat menjadi -4,3% (YoY). Sektor Perdagangan Besar dan Eceran juga membaik dari -7,6% menjadi -5,0% (YoY). Berbagai dukungan stimulus fiskal diharapkan mampu mendorong proses pemulihan sektor usaha sejalan dengan adaptasi kebiasaan baru yang mulai berjalan.

Sektor pertanian mampu tetap tumbuh positif 2,2%. Hal ini didukung peningkatan produksi pangan seiring masa panen padi. Peningkatan ekspor produk turunan kelapa sawit juga mendorong kinerja positif produksi hasil perkebunan. Sementara itu, sektor pertambangan masih menghadapi tekanan dengan tumbuh -4,3%, akibat kondisi permintaan dan harga komoditas energi global, seperti minyak, gas dan batubara.

Sektor Industri Pengolahan tumbuh sebesar -4,3%, lebih baik dibanding pada triwulan II sebesar -6,2%. Aktivitas manufaktur kembali bergerak pasca relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di berbagai wilayah yang menjadi pusat industri nasional. Sektor Perdagangan juga menunjukkan tren yang sama, yakni tumbuh -5,0% membaik dari -7,6% di triwulan II. Secara umum, kinerja kedua sektor tersebut banyak dipengaruhi perbaikan mobilitas masyarakat dan berbagai dukungan pemerintah terhadap dunia usaha dan UMKM. Upaya pemulihan masih perlu terus diakselerasi agar momentum pertumbuhan dapat terjaga dan segera kembali pada zona positif.

Terdapat dua sektor yang tumbuh tinggi di tengah masa pandemi ini, yakni Sektor Informasi dan Komunikasi, serta Sektor Jasa Kesehatan dengan masing-masing tumbuh sebesar 10,6% dan 15,3%. Kinerja positif Sektor Informasi dan Komunikasi didorong oleh tingginya permintaan terhadap jasa komunikasi dan ekonomi digital seiring pola aktivitas rutin yang banyak dilakukan secara online. Sementara itu, upaya penanganan pandemi yang dijalankan oleh seluruh fasilitas kesehatan, didorong oleh belanja pemerintah di bidang penanganan pandemi Covid-19, menciptakan aktivitas yang tinggi di sektor jasa kesehatan.

Sektor-sektor yang terkait pariwisata dan mobilitas masyarakat, yang tertekan sangat dalam pada triwulan II, juga mencatat perbaikan meskipun masih dalam zona kontraksi. Sektor Transportasi dan Pergudangan membaik ke -16,7% setelah sebelumnya terkontraksi dalam hingga -30,8%. Sementara sektor Penyediaan Akomodasi Makan Minum membaik ke -11,9% setelah sebelumnya terkontraksi -22,0%.

Dukungan Percepatan Pemulihan Ekonomi

Titik balik aktivitas ekonomi juga tercermin dari data administrasi penerimaan perpajakan. Pertumbuhan penerimaan perpajakan bulanan mengalami penurunan paling tajam di bulan Mei dan kemudian mengalami tren perbaikan hingga akhir triwulan III 2020. Secara sektoral, tiga sektor penyumbang penerimaan perpajakan terbesar juga telah mengalami tren peningkatan penerimaan perpajakan yang relatif tinggi dari titik terdalamnya di bulan Mei 2020 walau pun belum kembali kepada kondisi normal pra-Covid-19. Perbaikan penerimaan perpajakan juga dipengaruhi oleh berbagai kebijakan relaksasi dan pemberian insentif dalam rangka program PEN. Dari sisi aktivitas konsumsi, penerimaan PPN DN juga mengalami perbaikan dari titik terdalam di bulan Mei 2020, walaupun masih di zona negatif. Ini sejalan dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang sudah mulai membaik.

Tren pemulihan ekonomi juga terjadi di beberapa negara, antara lain: Amerika Serikat (Q3: -2,9%, Q2: -9,0%), Zona Eropa (Q3: -4,3%, Q2: -14,8%), Tiongkok (Q3: 4,9%, Q2: 3,2%), Hong Kong (Q3: -3,4%, Q2: -9,0%), dan Singapura (Q3: -7,0%, Q2: -13,3%). Relaksasi aktivitas sejalan keberhasilan penanganan Covid-19 mendukung terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi dan sosial. Berbagai program stimulus yang dilakukan juga memberi dukungan positif pada pemulihan ekonomi. Data PMI Manufaktur hingga Oktober 2020 mengkonfirmasi adanya ekspansi aktivitas perekonomian secara global secara berkelanjutan. Tren ini diharapkan terus terjaga sehingga pemulihan ekonomi terus berlanjut hingga akhir 2020.

Tingkat pengangguran terbuka Agustus 2020 sebesar 7,07%, naik dibandingkan Agustus 2019 5,28% atau Februari 2020 4,99% sebagai dampak kontraksi PDB akibat pandemi Covid-19. Jumlah penganggur mencapai 9,77 juta orang, naik 2,67 juta orang dari tahun lalu. Penyerapan tenaga kerja pada Sektor Pertanian dan Sektor Perdagangan mengalami peningkatan masing-masing 2,23% dan 0,46% (YoY). Sementara Sektor Manufaktur mengalami penurunan sebesar 1,3% (YoY), sektor ini merupakan sektor yang penurunan penyerapan tenaga kerjanya paling dalam. Untuk menekan angka pengangguran, peran PEN masih sangat penting terutama dari sisi meningkatkan permintaan dan juga mendorong aktivitas di sisi supply. Insentif fiskal dan bantuan usaha PEN harus terus diakselerasi dan lebih efektif agar UMKM dan perusahaan mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Pemerintah Indonesia terus mendorong momentum pemulihan ekonomi ini dengan berbagai kebijakan yang ada. Penyerapan belanja APBN 2020 dan program PEN terus diakselerasi untuk menangani masalah kesehatan akibat Covid-19, menjaga daya beli masyarakat, serta memastikan aktivitas dunia usaha kembali bangkit. Pada saat yang sama, koordinasi serta sinergi pemerintah dengan otoritas, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan, akan terus diperkuat guna memastikan stabilitas ekonomi tetap terjaga dan proses pemulihan dapat diakselerasi. Untuk memastikan penurunan penularan Covid-19, Pemerintah terus memperkuat sistem kesehatan, mendorong testing, tracing, dan treatment (3T), serta memastikan agar masyarakat tetap disiplin menjalankan protokol Kesehatan: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak (3M).

Akselerasi pemulihan ekonomi ke depan perlu ditempuh dengan akselerasi belanja pemerintah di daerah. Potensi akselerasi ini masih terbuka mengingat realisasi belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sampai dengan triwulan III baru sebesar 57,0% dari total nasional anggaran belanja dalam APBD TA 2020. Sementara realisasi APBN per September 2020 yang telah mencapai 67,2%. Ini artinya pada triwulan IV, masih ada potensi belanja dari APBD sekitar Rp465 triliun dan dari APBN sekitar Rp898 triliun yang merupakan instrumen penting untuk mendorong aktivitas dan pemulihan ekonomi. Langkah percepatan penyerapan belanja ini baik dari pemerintah daerah dan belanja pemerintah pusat akan terus dilakukan untuk memanfaatkan momentum pembalikan arah perekonomian menuju pertumbuhan zona positif.

***
Sumber & Foto: (Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Kementerian Keuangan).

[RID/fiq]

Rakyat.id, -Jakarta, 4 November 2020 - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melakukan kajian penerapan strategi pemulihan “Bounce Back Quickly” pariwisata dan ekonomi kreatif di masa pandemi.

Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, dalam sambutannya, Rabu (4/11/2020), mengatakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi COVID-19 adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang mengalami penurunan signifikan akibat terhentinya aktivitas pariwisata.

Untuk itu, proses bounce back menjadi sangat penting. Selain merupakan tanda awal dimulainya aktivitas wisata, hal ini juga berdampak pada psikologis yang positif bagi para pemangku kepentingan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, baik pemerintah, pelaku usaha, maupun masyarakat. 

“Melihat hal tersebut, maka diperlukan kajian strategis dari seluruh stakeholder terkait pemulihan bounce back quickly di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Oleh karenanya, Kemenparekraf/Baparekraf menginisiasi kegiatan webinar daring ini untuk mendapat insight mengenai hal-hal yang memperkaya langkah strategis dalam pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia,” kata Agustini.

Agustini Rahayu menjelaskan dalam upaya pemulihan bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, Kemenparekraf/Baparekraf telah melakukan berbagai langkah mitigasi seperti analisis dampak, pelayanan wisatawan, dan SDM terutama dalam pelayanan informasi. 

Karena pelayanan informasi menjadi salah satu hal yang paling penting untuk menyampaikan informasi dengan cepat dan aktual, supaya publik memahami kondisi saat ini,” ujar Agustini.

Pada bidang pelayanan wisatawan dan SDM, Kemenparekraf/Baparekraf mengeluarkan berbagai kebijakan dan program yang bertujuan untuk membantu para pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam  upskilling dan reskilling kompetensi serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produk ekraf, seperti memberikan pelatihan daring. Hal ini dilakukan agar pelaku usaha tetap produktif dan berkarya di tengah pandemi.

“Sehingga, ketika sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bangkit kembali, para pelaku usaha sudah memiliki kompetensi diri yang justru jauh lebih mumpuni,” kata Agustini.

Selain itu, Kemenparekraf/Baparekraf  juga telah membuat program pemulihan destinasi wisata seperti penguatan sapta pesona di destinasi wisata, revitalisasi amenitas di destinasi wisata, sosialisasi protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability) di setiap destinasi wisata di Indonesia, dan sertifikasi CHSE.

Ada juga program seperti Hibah Pariwisata dan BIP (Bantuan Insentif Pemerintah). Selain itu, untuk membangun trust of destination bagi wisatawan nusantara dan mancanegara melalui aspek penerapan protokol kesehatan CHSE, Kemenparekraf/Baparekraf membuat kampanye kampanye "Indonesia Care" atau disingkat “I Do Care”.

Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf, Wawan Rusiawan, menjelaskan pada penerapan strategi nantinya, Kemenparekraf memerlukan kerja sama dengan stakeholder terkait, sehingga kebijakan dan program yang dibuat dapat menjangkau pelaku usaha parekraf yang terdampak secara merata.

“Hal ini dilakukan agar bisa mempercepat upaya pemulihan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” kata Wawan.

Webinar daring ini menghadirkan beberapa narasumber antara lain Vaccine Advocate & Internist dr. Dirga Sakti Rambe, Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia Maulana Yusran, dan Asia’s Next Top Model Cycle 5 & Travel Influencer Valerie Krasnadewi.

Sekretaris Jendral Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia, Maulana Yusran, menjelaskan strategi yang dapat dilakukan oleh industri hotel dan restoran untuk dapat bertahan di masa pandemi ini adalah melakukan negosiasi ke pihak perbankan dalam bentuk restrukturisasi bagi yang memiliki kewajiban, mengurangi biaya utilitas, menutup sebagian atau seluruh fasilitas yang tidak berfungsi karena demand-nya tidak ada untuk sementara waktu, serta dapat memanfaatkan media promosi melalui digital dan media sosial.

“Terkait meningkatkan demand pemerintah bisa menjadi trigger dengan melakukan bussines tourism seperti, melakukan perjalanan dinas, akomodasi, penyewaan ruang pertemuan, serta memperbanyak kegiatan di hotel dan restoran. Selain untuk meningkatkan permintaan, hal ini juga dimaksudkan untuk menggerakkan ekonomi serta meningkatkan kepercayaan wisatawan dalam melakukan aktivitas wisata,” ujar Maulana.

Maulana juga mengusulkan untuk membuat incentive traveller dalam memicu pergerakan atau aktivitas wisata serta bubble tourism untuk membuka sekaligus mengembalikan wisatawan mancanegara.

Sementara itu, Vaccine Advocate & Internist dr. Dirga Sakti Rambe, memberikan rekomendasi bagi masyarakat yang akan melakukan perjalanan wisata untuk selalu menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, tidak melakukan perjalanan jika dirasa sedang tidak sehat, sebisa mungkin melakukan kegiatan outdoor, dan menghindari kerumunan.

“Jika ingin sektor pariwisata dan ekonomi kreatif segera pulih, yang terpenting adalah penerapan protokol kesehatan dengan disiplin dan memiliki kepedulian terhadap sesama. Jadi, tanamkan di setiap diri masing-masing untuk selalu menjaga kesehatan,” kata Dirga.

Sumber & Foto: (Biro Komunikasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).

[RID/fiq]

Rakyat.id,- Labuan Bajo. - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggelar kegiatan aksilarasi (Aksi Selaras Sinergi) di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, dalam upaya menciptakan produk kreatif unggulan di subsektor seni musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan. 

Aksilarasi merupakan program pendampingan yang diinisiasi Kemenparekraf dalam penciptaan produk ekonomi kreatif unggulan di bidang musik, seni pertunjukan, seni rupa, dan penerbitan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.  

Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas, Josua Simanjuntak, mengatakan dengan adanya program aksilarasi diharapkan akan membangun talenta yang ada di Manggarai Barat dan Labuan Bajo, untuk menciptakan karya-karya baru yang berangkat dari akar budaya sebagai value proposition global. Sehingga menjadi daya tarik turis mancanegara untuk berkunjung. 

Dalam hal ini, dengan adanya kegiatan aksilarasi akan terbentuk ekosistem ekonomi kreatif Labuan Bajo untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan peran aktif warga sekaligus mendukung pengembangan destinasi pariwisata,” ujar Josua. 

Kegiatan aksilarasi ini juga menjadi salah satu komitmen Kemenparekraf dalam mendorong pariwisata melalui komunitas lokal. 

Josua berharap aksilarasi di Labuan Bajo akan menjadi media transformasi segi sumber daya manusia untuk menjadi aktor utama membangun destinasi pariwisatanya. 

"Melalui aksilirasi ini masyarakat setempat menjadi aktor utama. Inilah yang nanti akan dilakukan oleh teman-teman dari Manggarai Barat, Labuan Bajo. Misalnya nanti ada yang memproduksi tari-tarian. Pokoknya seniman kreator ini jadi aktor utamanya dan nilai ekonominya meningkat. Jadi ada social effect. Dengan adanya sinergi semua pihak, kita harus bersama menyukseskan sinergi akselerasi ini," ujar Josua. 

Direktur Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan, dan Penerbitan, Mohammad Amin, menyampaikan bahwa aksilarasi Labuan Bajo terdiri dari masa inkubasi selama 14 hari yakni pada 3-16 November 2020, lalu adanya konferensi pers pada 18 November 2020, dan uji publik secara daring karya-karya yang telah dihasilkan pada 19 November 2020. 

"Jadi proyeksi karya yang dihasilkan program aksilarasi Labuan Bajo T.A 2020 ini  terdapat 16 karya. Seni musik sebanyak 3 karya, seni pertunjukan sebanyak 8 karya, seni rupa sebanyak 1 karya site specific, dan penerbitan sebanyak 4 karya atau 3 dummy buku 'Mengenal Labuan Bajo' dan1 Peta Jelajah," ujar Amin. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kabupaten Manggarai Barat, Agustinus, berharap masyarakat setempat dapat terlibat dalam pengembangan pariwisata Manggarai Barat secara massive melalui kegiatan aksilarasi ini.

"Saya berharap kegiatan aksilarasi ini bisa membuat masyarakat tergugah untuk meningkatkan destinasi wisata Labuan Bajo," ujarnya. 



Sumber & Foto: (Biro Komunikasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)

[RID/fiq]


Rakyat.id,-Bandung. - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) menyelenggarakan Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tingkat nasional Tahun 2020 pada 2 s.d. 4 November 2020. Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Puspresnas, Asep Sukmayadi menyampaikan ajang ini bertujuan untuk menggali potensi peserta didik berkebutuhan khusus bidang non akademik, khususnya bidang keterampilan untuk mencapai kemandirian setelah menyelesaikan pendidikan pada pendidikan khusus.

Kami juga ingin meningkatkan semangat kemandirian dalam berkarya dan berprestasi, serta mendapatkan peserta didik yang terampil dalam bidang non akademik,” tutur Asep saat membuka acara di Bandung, pada Senin (2/11/2020).

Melalui ajang ini, lanjut Asep, Kemendikbud berharap para peserta didik berkebutuhan khusus dapat memiliki sikap disiplin, rasa percaya diri, toleransi, kompetitif dan sportivitas. “Selain itu, kami juga memberikan dorongan kepada peserta didik berkebutuhan khusus untuk berusaha mengaktualisasikan diri, dan bersaing secara sehat dalam mencapai puncak prestasi sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,” ucap Asep.

Bidang non akademis yang dilombakan pada ajang ini antara lain membatik, kriya kayu, tata boga, kecantikan, merangkai bunga, menjahit, teknologi informasi, hantaran dan kreasi barang bekas. Seluruh bidang ini akan diikuti oleh 306 peserta didik disabilitas tuna rungu (B), grahita (C), daksa (D), dan autis yang berasal dari 34 provinsi pada jenjang SMPLB dan SMALB dengan usia peserta didik yang lahir setelah 1 Juni 1997.

Pada lomba membatik, peserta akan membuat batik untuk taplak meja berukuran 115 cm x 115 sentimeter dengan tema “Batik Kontemporer”. Sementara itu, pada lomba kriya peserta akan membuat produk stool yaitu kursi tanpa sandaran dari kayu lapis berukuran 12 mm. Pada lomba tata boga, peserta akan membuat bolu gulung motif batik atau tenun sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah.

Selanjutnya pada lomba kecantikan, para peserta akan merias wajah fantasi dan merias kuku dengan tema Indonesia Architecture. Pada lomba merangkai bunga, peserta akan membuat bunga papan pada papan Styrofoam putih berukuran 60 cm x 40 cm untuk ucapan pernikahan. Pada lomba jahit, para peserta akan membuat gaun pesta untuk remaja siang hari dengan sentuhan potensi daerah.  

Pada lomba teknologi informasi, peserta akan mengembangkan sistem informasi menggunakan Framework CodeIgniter/Yii/Laravel/Zend/CakePHP dengan tema Sistem Informasi Kegiatan/Sekolah. Untuk lomba hantaran, para peserta akan membuat wadah hantaran dan membuat seni lipat tekstil tanpa potong dengan tema Hantara Pengantin. Pada lomba kreasi barang bekas, para peserta akan membuat satu set aksesoris pesta yang terdiri dari kalung, gelang, anting, dan cincin dari limbah kain.

Seluruh peserta akan memperebutkan medali juara I, II, dan III, serta juara harapan I, II, dan III.  Selain medali, seluruh juara akan menerima piala, sertifikat dan uang kejuaraan. Tema yang diangkat pada ajang ini adalah “Berkarya, Berprestasi, dan Mewujudkan Mimpi”.

Hingga saat ini, 93 persen hasil karya para peserta telah sampai ke lokasi untuk diberikan penilaian oleh para juri dan selanjutnya akan dipresentasikan oleh para peserta, di antaranya adalah hantaran pengantin, karangan bunga untuk pernikahan, aksesoris pesta, dan gaun pesta.

Di tengah pandemi Covid-19, pelaksanaan ajang ini diselenggarakan secara dalam jaringan (daring). Seluruh peserta mengikuti lomba dari rumah dengan didampingi oleh orang tua atau dari unsur sekolah atau pelatih setempat yang diprakarsai oleh Dinas Pendidikan setempat. Seluruh mekanisme pelaksanaan perlombaan wajib mengikuti protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran pandemi Covid-19.

Sumber & Foto: (Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan )

[RID/fiq]

Rakyat.id, -Yogyakarta. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung penyelenggaraan Prambanan Jazz Virtual Festival 2020 sebagai wujud inovasi dari pelaku industri kreatif subsektor musik untuk tetap konsisten berkarya di tengah pandemi COVID-19.

Prambanan Jazz Virtual Festival 2020 berlangsung pada Sabtu (31/10/2020) hingga Minggu (1/11/2020), merupakan festival musik jazz yang digelar setiap tahun sejak tahun 2015 secara offline. Namun kondisi pandemi COVID-19 membuat Prambanan Jazz Festival (PJF) tahun 2020 ini mengubah konsepnya menjadi virtual musik. 

Menteri Pariwisata dan Ekonomi kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, menyambut baik pelaksanaan kegiatan Prambanan Jazz Festival. Hal ini menunjukkan semangat dan komitmen dari para pelaku industri kreatif untuk tetap mewujudkan suka cita dan inovasi di tengah pandemi COVID-19.

"Apresiasi setinggi-tingginya juga kepada Rajawali Indonesia, serta para pihak yang turut dalam pelaksanaan prambanan  jazz virtual. Besar harapan para pelaku ekonomi kreatif dapat senantiasa bekerja sama mewujudkan suka cita dan komitmen untuk tetap berkarya, ciptakan inovasi, kreativitas, dan menampilkan karya-karya kebanggaan bangsa kita," ujar Wishnutama dalam sambutannya secara virtual, Sabtu (31/10/2020). 

Wishnutama menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku dan menjadi standar penyelenggaraan sebuah event di fase pandemi saat ini. 

"Protokol kesehatan yang dilakukan Prambanan Jazz Festival ini diharapkan bisa menjadi konsep experience dan alternatif penyelenggaraan event  festival musik di masa pandemi ini," ujar Wishnutama. 

Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani, mengatakan, sebelumnya Kemenparekraf/Baparekraf bersama industri dan pihak terkait lainnya telah menyusun buku panduan pelaksanaan event yang merujuk pada protokol kesehatan, keselamatan, dan kelestarian  lingkungan. Mulai dari sisi event supplier (produksi/vendor), event organizer, hingga pengisi acara serta crowd control-nya. Kemenparekraf/Baparekraf juga sebelumnya telah melakukan simulasi dalam penyelenggaraan event. 

"Penyelenggaraan kegiatan diharapkan dapat terus berjalan dan pekerja seni dapat produktif lagi namun tetap aman COVID-19 di era adaptasi kebiasaan baru," kata Rizki Handayani. 

Founder Prambanan Jazz Festival, Anas Syahrul Alimi, mengatakan, tidak mudah menyelenggarakan perhelatan di tengah situasi pandemi. Sebab, proses panjang terkait perizinan penyelenggaraan harus dilalui demi terwujudnya Prambanan Jazz Festival 2020 di masa pandemi COVID-19. 

Usaha keras kami akhirnya bisa membuat Prambanan Jazz Festival 2020 tetap dapat terselenggara,” ujar Anas. 

Menurut Anas, keputusan menggelar Prambanan Jazz Festival 2020 secara virtual ini adalah langkah terbaik demi menekan angka penularan virus COVID-19. "Ini adalah langkah terbaik yang bisa ditempuh saat ini. Saya menyampaikan permohonan maaf kepada #PJFLovers karena belum bisa menggelar perhelatan secara offline," ujarnya. 

Hari pertama gelaran Prambanan Virtual Jazz Festival diisi deretan musisi, yakni Joko In Berlin, Fourtwnty, Isyana Sarasvati, Pusakata, Tompi dan Tulus. 

Vokalis Fourtwnty, Ari Lesmana, di sela-sela penampilannya mengaku bangga bisa tampil di gelaran Prambanan Jazz Festival 2020. "Jaga kesehatan semua, semoga pandemi ini segera berakhir," kata Ari. 

Hal senada dikatakan Is "Pusakata". Ini adalah kali kedua dirinya tampil di gelaran Prambanan Jazz Festival. Namun berbeda dengan tahun sebelumnya yang dihadiri ribuan penonton, kali ini justru tanpa kehadiran penonton dan disiarkan secara daring. 

"Namun saya sangat berupaya menyesuaikan diri dalam situasi saat ini. Pasti banyak kerinduan akan musik tanah air, kerinduan untuk menghargai musisi-musisi tanah air. Dan ini cara kita untuk mengapresiasi atmosfer musik kita," kata Is. 

Ia pun mengingatkan masyarakat untuk dapat disiplin menjalankan protokol kesehatan. 

"Kerinduan-kerinduan bisa kita wujudkan bersama selama kita bisa patuh terhadap protokol kesehatan," kata dia. 

Prambanan Jazz Festival 2020 masih akan berlangsung pada Minggu (1/11/2020) dan akan diisi deretan musisi lainnya seperti Andmesh, Pamungkas, Ardhito Pramono juga Yura Yunita. 

Sumber & Foto: Biro Komunikasi
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

[RID/fiq]

Rakyat.id, -Jakarta,- Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat berlimpah dan menghasilkan berbagai produk budaya yang tak terhitung jumlahnya. Sebagian produk budaya tersebut memiliki fungsi budaya berkaitan dengan tradisi dan adat. Sementara, sebagian besar lainnya menjadi benda profan dan fungsional namun tetap memiliki muatan seni budaya bernilai tinggi.

Produk-produk budaya ini tidak hanya memperkaya khasanah kebudayaan tapi telah ikut berperan secara ekonomi dalam menghidupi para seniman dan pengrajin yang membuat dan memasarkan karya mereka. Sebagian produk budaya tersebut telah dikenal dan diapresiasi oleh dunia internasional. Namun sebagian lain, masih memerlukan dukungan untuk terus berkembang. Untuk mendukung perkembangan produk budaya yang sangat potensial ini maka Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menginisiasi Pasarbudaya.

Pasarbudaya adalah sebuah marketplace dari Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud yang bekerja sama dengan perusahaan teknologi Indonesia, Tokopedia, untuk memberikan ruang bersama kepada para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik seniman lokal di seluruh nusantara untuk memasarkan produk budaya melalui platform online.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tokopedia, untuk memberikan ruang bersama kepada para Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) milik seniman lokal di seluruh nusantara untuk memasarkan produk budaya melalui platform online.

Pasar ini memasarkan karya-karya yang terdapat dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia. Produk budaya yang dipasarkan akan dilengkapi dengan narasi, deskripsi filosofi, makna motif dan bentuk, sejarah, proses dan cara pembuatan sebagai muatan budaya sekaligus memberi nilai tambah pada produk yang bersangkutan.

Inisiatif Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud ini, sesungguhnya tidak lepas dari tujuh agenda strategis pemajuan kebudayaan dalam visi Kebudayaan Nasional 20 tahun ke depan, yang di antaranya mengamanatkan pemajuan kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus sebagai upaya mendukung gerakan bangga buatan Indonesia.
Pasarbudaya diluncurkan pada hari Sabtu, tanggal 31 Oktober 2020 oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan, Hilmar Farid, bersamaan dengan penyelenggaraan kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) Tahun 2020 yang pembukaannya akan dilaksanakan pada pukul 19.00 s.d. 21.00 WIB di laman pkn.id dan stasiun TVRI.

Pada peluncuran tersebut akan dipertunjukkan kampanye dan Discovery Page Pasarbudaya Tokopedia. Produk-produk yang dipasarkan akan dipamerkan pula dalam salah satu program Pameran dan akan dikampanyekan di Tokopedia mulai dari tanggal 1 sampai dengan 5 November 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni, menyambut baik kolaborasi antara Tokopedia dan Kemendikbud. “Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Tokopedia untuk #SelaluAdaSelaluBisa dalam mengakselerasi adopsi digital bagi para pegiat usaha, khususnya UMKM seniman lokal agar dapat beradaptasi di tengah pandemi. Lebih dari 100 UMKM yang tergabung dalam ‘Pasarbudaya’ merupakan bagian dari lebih dari 9,4 juta penjual di Tokopedia, di mana hamper 100%nya UMKM bahkan 94% berskala ultra mikro,” ungkap Astri.

Harapannya, para pegiat usaha lokal terus dipermudah untuk bertahan di tengah pandemi demi berkontribusi pada pemulihan ekonomi Indonesia sekaligus mendorong semakin banyak masyarakat bangga dan memakai produk buatan Indonesia,” tambah Astri.

Melalui proses kurasi, ratusan produk budaya telah diakuisisi untuk program pameran PKN Tahun 2020 “Pasarbudaya” dengan beberapa kategori diantaranya seni murni, kriya dan kerajinan, serta merchandise. Produk-produk budaya tersebut awalnya akan ditampilkan dan terdapat transaksi non-tunai secara luring/luar jaringan).

Pasarbudaya rencananya akan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak yang selama ini memiliki kepedulian terhadap pengembangan produk budaya seperti Sarinah, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) dan Small and Medium Enterprises and Cooperatives (Smesco) atau dalam bahasa Indonesia disebut Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Tujuannya, untuk memasarkan produk budaya secara digital agar bisa membantu para seniman/UMKM lokal untuk karyanya tidak hanya go nasional tapi juga go internasional. Diharapkan Pasarbudaya tidak hanya menjadi bagian dari perhelatan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 tapi akan tetap berlanjut serta meluas.

Sumber & Foto: (Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

[RID/fiq]

Rakyat.id. Setelah hadir untuk pertama kalinya di tahun 2019, tahun ini Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) kembali digelar mulai hari Sabtu, 31 Oktober hingga 30 November 2020. Pekan Kebudayaan Nasional yang diselenggarakan dalam format dalam jaringan (daring) ini dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo.

Pekan Kebudayaan Nasional adalah bukti bahwa budayawan dan pelaku seni tidak tunduk pada pandemi. Di tengah kesulitan dan tantangan yang dihadapi, semua terus berkreasi, terus optimis dan terus bergerak maju membangun memori masa depan yang lebih baik. Tanpa membedakan latar belakang semua berupaya meletakkan batu bata budaya untuk membangun peradaban Indonesia maju,” kata Presiden Joko Widodo dalam pidato pembukaan PKN 2020, secara virtual, di Jakarta, Sabtu (31/10).

Presiden Joko Widodo melihat bahwa sikap optimis dan pantang menyerah bangsa Indonesia itu terbentuk oleh tantangan alam, dari kondisi geografis nusantara. Selama berabad-abad nenek moyang kita telah bersahabat dengan semua tantangan tersebut, menjaga harmoni dengan alam, membangun kebudayaan dan nilai-nilai keutamaan diatasnya.

Kepada semua pihak, teruslah berkarya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, terus menggali kearifan lokal dalam menghadapi bencana dan menghargai bumi dengan sehormat-hormatnya,” tutup Presiden di akhir pidatonya.  

Dalam pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional bertajuk Napas Bumi tersebut tampil juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim yang membacakan Prolog Napas Bumi, dan Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid yang membacakan sebuah puisi dengan iringan lagu oleh penyanyi cilik, Naura.

Napas Bumi adalah pergelaran pertunjukan kolosal yang menampilkan kolaborasi tarian nusantara, hasil karya seniman dan budayawan Nusantara. Napas Bumi menyisipkan pesan kearifan budaya Indonesia untuk mengalahkan tantangan kehidupan. Indonesia memiliki tradisi yang bisa menjadi benteng ketahanan yang luar biasa yang mampu memberikan kekuatan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pergelaran Napas Bumi yang digawangi oleh Rama Soeprapto sebagai penata artistik ini adalah perhelatan budaya lintas generasi yang melibatkan maestro seni seperti Ananda Sukarlan, Rianto Manali, Eko Supriyanto, Danu Kusuma Wardhana hingga Naura yang mewakili generasi milenial. Napas Bumi menghadirkan kekayaan seni tradisi seperti Ritual Nyangahatn dari Kalimantan Barat, Dana Sarah dari Jambi, Tari dan Musik Hu dari Aceh, Tari Ritual Patung Kayu Sigele-gele dari Toba, Joged Lambak dan Pucuk Pisang dan Penampilan spesial tari bersama dengan Mbah Minto dan Ayu Laksmi.

Ananda Sukarlan tampil dengan garapan musik piano yang digubah atas dasar Naskah Proklamasi dengan tema “Kemerdekaan untuk semua insan”. Keseluruhan pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 ini bisa disaksikan di https://pkn.id, pada hari Sabtu, 31 Oktober 2020, pukul 19.00 – 21.00 WIB maupun di TVRI pada waktu yang sama.

Situasi pandemi Covid-19 membuat Pembukaan Pekan Kebudayaan Nasional 2020 ini diselenggarakan dalam format daring sebagaimana seluruh program dalam PKN. Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2020 akan menjadi sebuah perhelatan kebudayaan tradisi melalui daring yang terbesar di dunia. Melibatkan 4791 seniman dan pekerja seni, 27 tema konferensi, 93 pergelaran, 1477 karya seni rupa dipamerkan secara virtual dalam lima ketegori pameran.

Tema yang akan diusung oleh PKN 2020 dilatar belakangi oleh situasi pandemi yang membawa kita kembali mengingat kekayaan budaya nusantara. Protokol-protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah dan World Health Organization (WHO) memiliki banyak kaitan dengan akar tradisi sehat di nusantara. Tradisi mencuci tangan, tradisi tolak bala, tradisi mengisolasi diri, tradisi bersih desa, semuanya mengajarkan tentang relasi manusia dengan alam, dan pengaruhnya kemudian pada kesehatan dan kekuatan tubuh manusia dan lingkungan sosialnya.

Relasi itu pula yang melahirkan macam-macam pengetahuan tentang bagaimana mengolah, merawat, dan memuliakan alam dan sang Pencipta. Dari sana lahir ragam pangan dan pengolahan pangan, ragam pakaian dari ilmu simpul-ikat serat-serat tanaman, ragam bangunan dan sarana transportasi, sampai dengan ragam ekspresi artistik.

Pekan Kebudayaan Nasional 2020 diharapkan menjadi bentuk interaksi budaya dalam adaptasi baru dengan memberikan lebih banyak akses kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bersama melakukan upaya pemajuan kebudayaan dan pencapaian strategi kebudayaan nasional.

Sumber & Foto: ( Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan )

[RID/fiq)

© PT. Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia 2021
magnifiercrossmenuchevron-down