Indonesia dan Sri Lanka bertekad untuk menguatkan kerja sama di sektor industri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.

“Tentunya banyak sekali peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan Indonesia melalui kemitraan dengan Sri Lanka, seperti di sektor industri perkeretaapian,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dalam keterangan pers di Jakarta, Jumat.

Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di sela perhelatan World Economic Forum (WEF) on Asean di Hanoi, Vietnam.

Menurut Menperin, pemerintah telah menawarkan kerja sama ‘Paket Lengkap’ kepada Sri Lanka guna membangun fasilitas dan infrastruktur perkeretaapian di negara tersebut.

“Jadi bukan hanya untuk menjual gerbong kereta api saja, tetapi juga menawarkan pembuatan sistem persinyalan, rel, hingga depot dan stasiun,” sebutnya.

Pada kesempatan itu juga dibahas mengenai tindak lanjut dari rencana Sri Lanka yang ingin membeli 60 gerbong kereta api yang diproduksi PT INKA.

“Ini merupakan salah satu komitmen Presiden Jokowi agar Indonesia dapat berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka,” ungkap Airlangga.

Airlangga menyatakan, Indonesia saat ini termasuk salah satu pemain industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara.

Produk industri kereta api dalam negeri telah mampu memenuhi pesanan pasar domestik, bahkan luar negeri khususnya ke negara berkembang dan kawasan regional.

“Kami terus memacu industri perkeretaapian nasional agar dapat menguasai pasar domestik dan semakin berperan dalam supply chain industri perkeretaapian untuk pasar global,” tegasnya.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah mendorong PT INKA agar terus melakukan kegiatan pembinaan terhadap industri komponen berskala kecil dan menengah sehingga mampu menghasilkan produk yang mutunya sesuai standar dan bisa digunakan dalam industri perkeretaapian.

Menperin menyampaikan, industri penunjang kereta api di dalam negeri sudah mampu memproduksi sekitar 70 persen dari total kebutuhan komponen, termasuk rangka kereta api.

“Kami berharap dalam dua sampai tiga tahun ke depan, industrinya mampu sampai 80 persen dari jumlah kebutuhan,” ujarnya.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Royke Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2018