FH berbicara benang kusut
Menjawab seperti minyak goreng, terlihat rapi memakai kancut
Lalu dirasa, tak pernah matang disajikan
Tengak-tengok mendelongok mencari harapan
Obrol besar, obral kata lalu tenggelam
Tak tentu arah pejam mata berlari kelam
Akhirnya kocar kacir berebut masa simpatisan malam
Padahal sudah terlihat buram