Esai

Guru – Guru Balita Kini dan Masa Depan

 

 

Obrol – obrol tentang pendidikan, program pendidikan, kampanye pendidikan, kesejahteraan, kompetensi, karier pendidikan selalu seksi untuk dibahas. Dari jaman dahulu sampai dengan jaman sekarang, dari guru – guru mempunyai sertifikasi dan guru – guru honorer,   tidak  lepas juga untuk membicarakan tentang upah batas rata – rata, pengangkatan jabatan, serta kualitas dari guru – guru.

Dalam masa menuju pendidikan global, alangkah baiknya juga memikirkan tentang bagaimana pendidikan untuk Balita ?

Sebelum membahas tentang semua hal yang manis berisi tentang janji, metode, kurikulum, mental , karakteristik, sertifikasi, sudah banyak jilid serta demo, berbicara tentang kesejahteraan, serta nasib untuk mempertahankan pekerjaan sebagai guru. Alangkah baiknya dalam rangka memperingati hari guru nasional 2018, para guru juga kembali untuk mencetak, berbagi, menawarkan program, mengikhlaskan diri, belajar kembali, menata ulang problem kesiswaan, agar di tahun 2018 dalam abad 21 ini para siswanya mendapatkan kebanggaan dalam ajang prestasi – prestasi tingkat dunia. Karena melihat dari jumlah guru di Indonesia 3.254.353 orang pada tahun 2018/2019 (sumber Media Indonesia) dari tingkatan TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB.

Kalau berbicara tentang kesejahteraan guru dan prestasi siswanya, sepertinya layak untuk diberikan kesejahteraan kepada guru yang mencetak kebanggaan bagi bangsa dan negara, seperti halnya sebeagai berikut

https://edukasi.kompas.com/read/2018/08/10/21143801/prestasi-dunia-siswa-indonesia-raih-emas-ajang-seni-2018-di-jepang

https://edukasi.kompas.com/read/2018/07/31/22382501/bersaing-90-negara-siswa-indonesia-raih-emas-olimpiade-fisika-dunia

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2018/07/siswa-indonesia-kembali-ukir-prestasi-internasional-bidang-kimia-dan-fisika

https://id.wikipedia.org/wiki/Sokola_Rimba

Kita bisa obral tentang kesejahteraan dan kemakmuran, lantas apa yang diberikan setelah itu untuk menciptakan bibit – bitit sumber daya manusia lebih berkembang lagi, ini tantangan untuk semua guru profesional. Beberapa hal dari hasil dan pengorbanan seorang guru untuk menciptakan keberhasilan membuat harum bagi bangsa dan negara, sepertinya mereka berhak berbicara tentang kesejahteraan serta profesionalitas etos kerja.

Memang benar adanya ditangan para guru, bibit – bibit generasi penerus akan dicetak menjadi sesuatu hal yang akan hadir untuk mengisi kemerdekaan bagi negara. Tugas guru tidaklah mudah, jadi jangan main-main dengan profesionalisme serta etos kerja guru. Tanggung jawab besar, mental, cara berpikir anak-anak bangsa, semuanya adalah hasil dari proses pendidikan guru.  Lalu siapa yang akan dipersalahkan ketika para siswa ini melakukan hal- hal negatif , seperti halnya berikut ini

https://metro.sindonews.com/topic/1122/tawuran-pelajar

Mungkin hal tersebut bukan salah siapapun, jadi biarkan saja adanya. Atau kita bisa saja persalahkan keadaan serta jaman.

Bicara, berpendapat , opini tentang guru profesional ?

Semua janji kesejahteraan untuk guru ?

Apakah hasil dari pengajaran guru kepada siswa sudah memuaskan ?

Bagaimana apabila semua sudah melalui proses kesejahteraan, tetapi sumber daya manusia yang dihasilkan melalui pengajaran tidak sesuai dengan kebutuhan standar nasional ?

 

Pendidikan pengenalan pembelajaran pertama kali merupakan hasil dari pemberian olah rasa, karsa keluarga, masyarakat dan pemerintah, setelah itu kita akan mulai bibit – bibit generasi balita ini untuk pengenalan, persiapan, perekaman memori belajar untuk menciptakan generasi masa depan gemilang. Menciptakan pendidikan kepada para balita indonesia, untuk melihat proses tingkatan keberhasilan di abad 21 dengan pengenalan program yang berbeda.

 

Pembinaan gen penerus, pewaris bagi bangsa bisa dimulai sejak dini. Anak usia balita sudah bisa mendapatkan waktunya untuk bermain serta pengenalan kebangsaan, bagi kejayaan negara kelak dikemudian hari, agar kelak bangsa mendapatkan para lansia – lansia yang memenuhi tingkat kesejahteraan tinggi, memdapatkan kategori indeks menyenangkan, kebahagiaan. Karena dari balita, kita sudah perkenalkan dengan sesuatu hal kebersaaman, keberanian, kemampuan menata kemandirian, kedisiplinan, serta kepercayaan diri yang tinggi untuk kelak menghadapi pendidikan formal, lebih dikenal sistem pendidikan ini bernama playgroup.

 

Sekolah untuk para balita sangat penting dilaksanankan, lalu bagaimana untuk penyediaan guru -guru pengajarnya, apakah perlu profesional tinggi juga ?. Jelas sekali dibutuhkan guru pengajar yang hanya tidak bersertifikasi SD, SMP, SMA, kalau perlu dibutuhkan pengajar profesional dari lulusan  universitas luar negeri juga dalam bidang pengajaran anak – anak balita, karena kita akan mendapatkan perbedaan yang sangat jelas, mencolok, dapat dibandingkan, mempunyai arti penting dalam pengenalan pendidikan pertama kepada balita, seperti dalam peribahasa, “Lubuk akal lautan ilmu”. Siapapun orang tua ingin anaknya menjadi pintar dan bermanfaat.

 

Kemampuan anak balita akan siap untuk terjun kependidikan berikutnya, karena mereka sudah dikenalkan terlebih dahulu kepada materi – materi pendidikan yang menyenangkan, mempunyai nilai serta kedisiplinan. Apakah program pengenalan materi kependidikan balita akan menjadi prioritas nasional, saya tidak tahu apakah itu penting atau tidak ?. Semoga menjadi generasi penerus  berkarakter bangsa Indonesia dan tidak melupakan warisan leluhur nenek moyang pendiri bangsa sebelumnya, seperti dalam peribahasa, “Tiada ilmu suluh padam”.

 

Apakah pengenalan materi atau sekolah – sekolah kepada balita akan menimbulkan interaksi sosial kepada masyarakat setempat, kita akan mengetahuinya kelak apabila kita mendaptkan guru – guru pengajar yang tidak hanya dari dalam negeri saja, tentunya profesional guru juga harus mendapatkan pengalaman tinggi dari seorang guru yang sudah pernah belajar dari negara – negara lain. Pengalaman belajar dari guru – guru ini akan memberikan warna sosial kepada kehidupan bermasyarakat dimasa depan kelak tanpa merubah landasan dasar serta pedoman hidup kebangsaan. Seperti peribahasa “Tuntutlah ilmu sampai negeri Cina”

Semoga saja pendidikan untuk para balita ini akan mendapatkan hasil perbedaan ketingkatan wawasan yang lebih tinggi lagi standardnya, ketika menuju dewasa dan lansia karena kecerdasannya. Dan juga sekolah-sekolah untuk para balita ini bisa dijangkau oleh masyarakat luas. Karena di dalam sekolah playgroup bagi balita dibutuhkan mainan – mainan penting bagi para balita ini untuk merangsang pertumbuhan otaknya. Mainan ini pada jaman sekarang sangat dibutuhkan yang mempunyai nilai, edukasi, permainan, wawasan, tanggungjawab serta kedisiplinan.

Tidak ada maksud untuk menjelek -jelekan siapapun dan mempersalahkan bidang profesional lainnya, saya hanya berasumsi dalam pikiran saya sendiri. Karena saya mau berbagi dengan apa yang saya  rasakan ketika melihat balita mulai tumbuh kembang dengan berbagai macam model pengenalan materi -materi bagi balita, ternyata itu penting.

Terimaksih telah membaca & semoga berkenan [fiq/rid].

 

Peace | Love | Unity | Respect
Baca Semua Komentar

Berita Terkait

Karya Terpilih Cerpen & Esai

Kegiatan Nulis dari Rumah sendiri akan mengapresiasi 100 karya terpilih (50 cerpen dan 50 esai) berupa uang tunai. Penulis bisa mengirimkan hasil karyanya mulai 17 Mei - 2 Juni 2020 ke email:…

KYAI ANGLURAH MAMBAL SAKTI [part II]

AWAL SEBUAH PERADABAN II.1.Zaman Bahari Zaman bahari tatkala Nusa Bali dan Lombok masih dalam keadaan goncang, layaknya perahu diatas lautan selalu goyang dan oleng. Ketika itu hanya ada empat gunung…

ORANG-ORANG PESSOA

ia satu, ia banyak, ia semuanya, ia bukan yang manapun. Fernando Pessoa, birokrat muram, taat waktu, lajang penulis surat cinta yang tak pernah dikirim, memiliki rumah gila dalam dirinya. tentang…

TERAPI KETAWA

Galen, pahlawan dokter di mana2, mulai dengan mengobati luka2 gladiator dan akhirnya menjadi dokter Kaisar Marcus Aurelius. Ia lebih percaya pengalaman, tidak percaya spekulasi:“saya lebih memilih…