Sajak

Uang Rakyat Bukan Karya Seni

Jiwamu kemana ketika pemilihmu terdiam bisu

Suaramu dimana saat aliran sungai mulai menghitam

Langkahmu tidak berderap, hanya menerbangkankan debu jalanan

Tatapanmu kosong tak berwarna-warni menghias angkasa

Bambu-bambu telah usang, hanya buang uang

Batu-batu berdiri kokoh, tidak meninggalkan roh

Awas kualat, berseloroh sambil tergopoh-gopoh

Merogoh uang rakyat

Menunggu roboh

Anak-anak kota bermain di tepi jalan

Menunggu ruang, tidak hanya pencitraan

Ketika malam terus datang, dimana peradaban

Hanya bau kemenyan tersandung dalam lubang kenyataan

Batu

Membatu-batu

Berbatu-batu

Aku tidak makan batu

Peace | Love | Unity | Respect
Tinggalkan Komentar

Berita Terkait

Berandal Uang Ketok

Masih saja berlagak necis sambil menatap sinis Pakai rompi orange bergaya keren Pilih kasus gaya ala politikus Legak legok berjalan padahal pesakitan Proyek proyek proyek proyek Duit…

Museum Korupsi

Proyek jalan sepanjang kenangan Kadang bergaris putih membelah hitam Atau dirubah saja bergaris hitam membelah warna putih Agar sedikit meninggalkan kelam Duduk ditengah sidang tanpa…

Lubang Kota

Tersungkur dalam lubang jalan kota Terlihat langkah orang pun sama, melihat ling lung penuh tanda tanya Genangan air warna coklat menggerus aspal jalanan Tanpa tanda perhatian menunggu celaka…

Warna Mars Diantara Malam

Warna – warnamu merah merona, seperti pipi mungil yang kukenal. Pancaran sinarmu menyala menerangi setiap tatapan mata yang memandangmu. Keajaibanmu seperti memberitakan tentang keadaan…