Esai

PERJALANAN MEMORI

Pada tahun 1781 Túpac Amaru dikapak menjadi empat di tengah Plaza de Armas di Cuzco.


Dua abad kemudian, seorang turis bertanya kepada seorang anak penyemir sepatu tepat di tempat tersebut, apakah ia pernah bertemu Túpac Amaru.

Si kecil tukang semir, tanpa mengangkat muka, mengatakan ya, ia tahu Túpac Amaru. sambil melanjutkan pekerjaannya, ia menggumam pelan, praktis berahasia,

“Dialah sang angin.”


Sumber Buku: Children of the Days

Pengarang: Eduardo Galeano

Penerjemah: wardah hafidz

[fiq/RID]

Peace | Love | Unity | Respect
Tinggalkan Komentar

Berita Terkait

Stop Kekerasan Seksual

Pemberdayaan perempuan Indonesia sekali lagi tidak berdaya, merasa kurang diperhatikan suaranya untuk didengarkan oleh kelompok yang bernama pemberdayaan lembaga, suara berisi tema…

Kebebasan Yang Indonesia

Kebebasan bernarasi atau kebebasan berpikir ? Kenapa menjadi masalah ataupun dipermasalahkan ? Dalam membentuk pola keberagaman berbangsa dan bernegara diperlukan suatu kebebasan,…

Tuan Corona

Dia datang menghampiri bumi Menengok mahluk sempurna manusia Makhluk kecil tak terlihat Tuan Corona Entah kenapa, melompati gunung, menyeberang samudra, melihat sisi dunia sepi Tuan Corona, selamat…