Sajak

Cintaku Padamu

Merajuk malam mengais bulan purnama bergelayutan pada awan kelam

Sinarannya terbesit tipis tak bisa terlihat terang

Bintang pun jatuh dalam bidak jaman

Hanya angin dingin menepis pipi yang tak lagi muda

Balairung menjadi saksi cinta malam kepada kumbang

Purnama terperangkap dalam balai pancapersada

Dalam bimbang menakar ruang

Memintal cinta demi cinta seperti benang pancarona

Benderang cinta menjadi hiasan di pintu masuk asmara

Siap beramuk-amuk bertarung melindungi cinta

Bestari menjadi hidup dalam cinta sejati

Nyanyian burung bulbul menambah senyapnya malam

[RID/fiq]

Peace | Love | Unity | Respect
Tinggalkan Komentar

Berita Terkait

Ayam berkokok berganti hari Suara burung menyampaikan salam baru Matahari memperlihatkan cahaya kegembiraan Sinarnya menerobos celah – celah jendela kamar Mimpi tidaklah nyata dalam tidurku tadi malam…

Hutan Harapan Nasibmu Kini

Hutan Harapan menangis meratap cemas Darah hijau menjadi nestapa, geliat perambah liar rakus Sedih tidak cukup, usut lalu tumpas Hutan tropis di ujung tanduk tak siap berkemas Tak bangga…

Kota Ku Bukan Untuk Mu

Jejak langkah tak lagi merekam tapak kaki Matahari kota berebut cahaya tanpa kesempatan Menderu keras, berteriak memberikan jalan Hanya lamunan serta tatapan tajam menerawang Wajah kota Wajah lelah…

Aku Kertas Tipis Itu

Terbang bahagia menari bersama angin... Tertawa di antara kicauan burung Sejenak lupa kalau aku hanya sebuah kertas tipis ... Tiba-tiba bisa ditarik kuat Tanpa daya Bisa menukik terluka Sebuah kertas…