Sajak

Nafas di Dada Koyak

Malam telah beranjak dari keretanya.

Bergeser merambat pada pagi.

Rembulan sendu mengarung langit barat

Kabut gamang menyelimut.

Leonna..Leonna..

Aku ingin hidup terus

Genggam cawan ini buatku.

Tangisilah kecewaku pada maut

Yang tadi terlalu pengecut untuk menjemput

Tatap mataku dalam

Dan eratlah genggam cawan itu

Buatku

Buatku Leonna

Pintalah aku.

Sebab telinga ini harap menggebu kalimat bibirmu

“Teruslah hidup pejuang

Berdetaklah jantung itu demi aku”.

Buang jauh sengat dan racunnya.

Lalu isi dengan air matamu.

Sebab hanya tangismu yang masuk akal bagiku.

Dengan tanganmu, beri aku minum bening itu

Mewujud hangat

Mewujud hidup

Pada gersang jiwa dan dahaga nalarku.

Leonna…Leonna..

Engkau hati yang telah disembunyikan takdir dariku.

Terangkai oleh tulus

Terkapar aku di pangkuan indahmu.

Engkau,

Nafas di dada koyak.

[Christyan Agung]

Peace | Love | Unity | Respect

Berita Terkait

Sebuah Tanya

SEBUAH TANYA “Akhirnya semua akan tiba pada suatu hari yang biasa pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui apakah kau masih berbicara selembut dahulu? memintaku minum susu dan…

Karya W.S Rendra|Sajak Rajawali

Sebuah sangkar besi tidak bisa mengubah rajawali menjadi seekor burung nuri rajawali adalah pacar langit dan di dalam sangkar besi rajawali merasa pasti bahwa langit akan selalu menanti langit…

GUGUR

Penyair: WS RENDRA Ia merangkakdi atas bumi yang dicintainyaTiada kuasa lagi menegakTelah ia lepaskan dengan gemilangpelor terakhir dari bedilnyaKe dada musuh yang merebut kotanya Ia merangkakdi atas…

Salam Suara Telolet

Dari wajah ceria tersimpul kesenangan, kebahagiaan, kebersamaan, satu suara mengisi hari-hari dalam rekaman jaman jalanan Dengan izin orang tua melangkah  pergi ke pinggir jalanan, membawa…