EsaiPeristiwa

KAISAR KUNING

Pu Yi berumur tiga tahun pada 1908, saat ia pertama kali duduk di singgasana yang diperuntukkan bagi Anak2 Surga. kaisar kecil itu menjadi satu2nya orang di China yang boleh memakai warna kuning. mahkota mutiara melesak menutupi matanya, walaupun memang tak banyak yang bisa dilihat. terbungkus dengan jubah sutra dan emas, ia memikul beban Kota Terlarang yang maha luas, istananya, penjaranya, dan sejumlah besar sida2 yang selalu mengelilinginya.
Kerajaan runtuh dan oleh Inggris Pu Yi dijadikan Henry. belakangan, Jepang mendudukkannya di tahta Manchuria, dan ia mempunyai tigaratus punggawa yang makan dari sisa sembilanpuluh jenis hidangan untuknya.
Di China, kura2 dan bangau adalah simbol kehidupan abadi. walaupun Pu Yi bukan kura-kura ataupun bangau, ia tetap bisa mempertahankan kepalanya tidak terpenggal. sesuatu yang sangat jarang terjadi untuk orang dalam kedudukannya.
Pada tahun 1949, ketika Mao mengambil alih kekuasaan, Pu Yi mengakhiri karirnya dan beralih ke Marxisme-Leninisme.
di akhir tahun 1963, ketika saya mewawancarainya di Beijing, ia berpakaian seperti orang2 lain, seragam biru dengan kancing rapat ke kerah, manset kemeja tuanya menjulur dari lengan jasnya. ia mencari nafkah dengan menjadi pemangkas tanaman di Kebun Raya Beijing.
Ia heran ada orang yang tertarik mewawancarainya. ia menderas mea culpa-nya, “saya pengkhianat, saya pengkhianat,” dan dengan nada monoton ia mengulang berbagai slogan selama berjam2.
Beberapa kali saya berhasil menyela. tentang bibinya, permaisuri, sang burung phoenix, yang diingatnya hanya wajahnya yang seperti mayat, yang membuatnya menangis ketakutan. ia memberi Pu Yi permen dan Pu Yi melemparkan permen itu ke lantai. tentang perempuan, ia mengatakan kepada saya ia mengenal mereka dari daftar foto untuk dipilih yang diberikan oleh penguasa Mandarin, Inggris, atau Jepang kepadanya. akhirnya, berkat Mao, ia bisa menikah dengan seorang perempuan yang sungguh2 dicintainya.
“Boleh saya tahu siapa dia?”
“Seorang pekerja, perawat di rumah sakit. kami menikah pada 1 Mei.”
Saya bertanya kepadanya apakah ia anggota Partai Komunis. tidak, ia bukan anggota.
Saya bertanya apakah ia ingin menjadi anggota.
Penerjemah yang bernama Wang, bukan Freud, pasti sudah kecapekan, karena ia menerjemahkan:
“Bagi saya, itu akan merupakan horor maha tinggi.”*
Pengarang Buku : Eduardo Galeano
Sumber Buku : Mirrors
Penterjemah . wardah hafidz.
note:
*mungkin ia menjawab “honor” (kehormatan), tetapi menurut perkiraan Galeano penerjemah sudah kecapekan sehingga terjemahannya atas jawaban Pu Yi menjadi “horor.”
[RID/fiq]
Peace | Love | Unity | Respect
Tinggalkan Komentar

Berita Terkait

PRESIDEN RI TINJAU SUNGAI CITARUM – JABAR

Presiden Joko Widodo meninjau langsung tanggul Sungai Citarum yang terletak di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu, 24 Februari 2021. Tanggul tersebut jebol pada…

Persyaratan Bantuan Pesantren di Masa COV-19

Jakarta, Kominfo - Pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan Islam penerima bantuan di masa Covid-19 telah dapat mencairkan akhir Agustus atau awal September 2020. Hal itu ditegaskan oleh…