ASIA MESIN PERTUMBUHAN DUNIA

Rakyat.id
09/07/21

Rakyat.id -Jakarta, 3 Juli 2021. Kementerian Keuangan tengah menjadi tuan rumah Kongres Dunia Asosiasi Ekonomi Internasional ke-19 (International Economic Association/IEA). Dalam kongres ini, para ekonom dari seluruh dunia membahas tantangan ekonomi seperti krisis ekonomi global sebagai dampak dari pandemi covid-19. Pada hari kedua kegiatan tersebut, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara berdiskusi mengenai laporan ADB bertajuk “Asia’s Journey to Prosperity”, dengan panel berisi para ekonom seperti Kaushik Basu (Cornell University), Muhamad Chatib Basri (Universitas Indonesia), Takehiko Nakao (Mantan Presiden ADB), dan Yasuyuki Sawada (Kepala Ekonom dan Direktur Jenderal ADB) sebagai moderator.

Negara-negara di Asia memiliki struktur ekonomi yang beragam. Perbedaan struktur ekonomi ini terkait dengan situasi politik di masing-masing negara. Asia telah menjadi salah satu mesin pertumbuhan dunia sejak sebelum pandemi Covid-19 muncul. Dari 1960 hingga 2018, misalnya, Negara Berkembang Asia (Developing Asia) saja meningkat pesat kontribusinya dari 4,1% menjadi 24,0% dari PDB dunia. Hal ini didukung oleh transformasi struktural, yang tercermin dari menurunnya kontribusi sektor pertanian dan meningkatnya sektor bernilai tambah seperti sektor pengolahan dan jasa. “Transformasi struktural di Asia terus berlangsung dan telah menunjukkan kemajuan yang baik, seperti terlihat dari peningkatan produktivitas. Hal ini terjadi karena negara-negara Asia mampu menjaga stabilitas ekonomi dan terus berupaya meningkatan investasi untuk modal Sumber Daya Manusia”, tutur Wamenkeu saat menyampaikan paparannya. The World Economic Forum bahkan pernah memprediksi bahwa di tahun 2030, ekonomi Asia akan berkontribusi kepada 60% pertumbuhan dunia.

Saat pandemi Covid-19, terjadi perlambatan ekonomi di dunia termasuk Asia. Oleh karena itu, beberapa hal harus diperhatikan oleh negara-negara Asia untuk dapat membangun kembali dengan lebih baik pasca pandemi. Dalam penanganan pandemi, ketersediaan vaksin bagi semua orang di dunia sangat penting, karena SDM berperan penting dalam ekonomi, dan berhubungan erat dengan kesejahteraan negara. “Tapi kapankah vaksin bisa tersedia untuk semua orang? Ini menjadi pertanyaan karena lebih cepat vaksin tersedia, lebih cepat pula kita bisa pulih (recover). Jika tidak, recovery ini akan berlangsung lebih lama,” lanjut Wamenkeu.

Teknologi dan inovasi juga berperan penting, apalagi saat pandemi, hampir semua aktifitas dilakukan secara daring. Menurut studi ADB, peningkatan digitalisasi akan berdampak luar biasa pada pertumbuhan, ekspor, dan lapangan kerja di Asia. Hal ini dikarenakan digitalisasi yang cepat, PDB akan meningkat lebih dari $1,7 triliun per tahun (6,1% dari PDB dasar 2020); transaksi lintas batas diperkirakan meningkat lebih dari $1 triliun per tahun (6,8% dari perdagangan regional Asia pada tahun 2020); dan lapangan kerja di Asia diproyeksikan meningkat lebih dari 65 juta per tahun dari tingkat dasar (3,9% dari pekerjaan dasar tahun 2020).

Kaushik Basu sepakat mengenai bagaimana teknologi digital dapat menjadi pijakan ke atas bagi pembangunan kembali. Namun Chatib Basri mengingatkan mengenai kesenjangan digital. Perlu diingat bahwa banyak negara di Asia mengalami keterbatasan pada akses kepada teknologi, seperti komputer dan internet. Oleh karena itu, di Indonesia sendiri, percepatan adopsi Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology/ICT) menjadi salah satu program prioritas utama pemerintah. Pemerintah telah mulai berinvestasi lebih banyak pada pengembangan infrastruktur ICT, salah satunya alokasi anggaran untuk membangun Base Tranceiver Station (BTS) di pelosok Indonesia, akses internet di area publik, dan menginisiasi pusat data digital nasional.

Asia harus membangun kembali dengan lebih baik setelah keluar dari pandemi, utamanya dalam hal pembangunan yang “lebih hijau”. Takehiko Nakao setuju bahwa ada tantangan baru terkait perubahan iklim. Dalam beberapa tahun terakhir, Asia telah mengalihkan perhatiannya ke pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup menghadapi ancaman dari tantangan lingkungan seperti perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan. Pertumbuhan yang memberdayakan dan menguntungkan seluruh penduduk tetap merupakan tugas yang terus berjalan.

Kongres IEA ini adalah kesempatan untuk meningkatkan diskusi dalam bidang ekonomi ke tingkat global yang akan dimanfaatkan sebesar-besarnya oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Keuangan, sebagai masukan dalam perumusan kebijakan ke depan.

Sumber & Foto: (KEMENKEU RI)

[RID/fiq]

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
© PT. Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia 2021
userusersmagnifiercrossmenuchevron-down
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x