Rakyat.id – Jakarta.– Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berkolaborasi dengan Sekolah Inklusi Special Need Center Global Mandiri menyelenggarakan webinar bertajuk “Autism Awareness Day: We Love, We Care”. Acara ini adalah bentuk kepedulian dalam memperingati Hari Peduli Autisme Sedunia yang diperingati setiap 2 April. Kegiatan ini juga bertujuan mengajak seluruh masyarakat dari semua lapisan untuk lebih peduli dan selalu mendukung anak yang berkebutuhan khusus, terlebih mereka yang memiliki spektrum autis. Di sisi lain, kegiatan ini juga untuk mengenalkan kerja Kemenkeu kepada anak-anak.
“Dengan hari kesadaran autis sedunia, kita bangun masyarakat inklusi yang penuh kepedulian. Teruntuk murid istimewa yang ada di Sekolah Global Mandiri dan anak istimewa di seluruh Indonesia selalu gembira, selalu semangat, hari besok milik kalian,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi (KLI) Kemenkeu Rahayu Puspasari dalam sambutannya.
Kegiatan ini diikuti oleh 240 siswa, yang terdiri dari kelas reguler (kelas 3 dan 4 SD) sebanyak 180 siswa, dan kelas anak special needs (mulai dari TK s.d. SMA) sebanyak 60 siswa. Dari Kemenkeu, Analis Kebijakan dari Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral BKF Muhammad Zakiyudin hadir sebagai pembicara, yang membawakan tema #UangKita dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Para anak-anak yang mengikuti acara ini juga bersemangat untuk bertanya mengenai seluk beluk kebijakan perekonomian, khususnya pajak. Rafid, salah seorang peserta, bertanya mengenai mekanisme pajak yang dibayarkan kepada negara. “Saya mau tanya bagaimana negara dapat uang? misalnya kita beli makanan, uangnya untuk negara gitu? terus penjualnya dong yang rugi?,” tanya Rafid kepada Zakiyudin. Dari pertanyaan ini, Zakiyudin menjelaskan mengenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang dibayarkan konsumen kepada negara, dari pembelian barang-barang tertentu. “PPN itu ditanggung kita bersama sebagai konsumen. Jadi Rafid dan keluarga itu juga berkontribusi dalam pembangunan jembatan, sekolah dan lain-lain,” jawabnya. Selain itu, Kemenkeu juga berkolaborasi dengan “Puppet Storyteller” Kak Eman, yang menceritakan pengelolaan #UangKita dengan mudah dan menyenangkan kepada para siswa.
Pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus di Indonesia, di antaranya dengan adanya Rencana Aksi Nasional Penyandang Disabilitas (RAN-PD). Salah satu tujuannya adalah untuk memastikan tujuh sasaran pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas, yaitu pendataan dan perencanaan inklusif, lingkungan tanpa hambatan, perlindungan hak dan akses keadilan, pemberdayaan dan kemandirian, ekonomi inklusif, pendidikan dan keterampilan, serta akses dan pemerataan layanan kesehatan.
Dalam hal pendidikan bagi para generasi muda, Pemerintah sangat berkomitmen dalam pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia, melalui alokasi Anggaran Pendidikan 20% setiap tahunnya dalam APBN yang disalurkan melalui Kementerian teknis terkait. Selain itu, pada tahun 2022 dimana Indonesia menjadi Presidensi G20, terdapat pula forum Women20, yang menjadi wadah bagi perwakilan negara-negara G20, untuk membahas mengenai pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.
Sumber: (KEMENKEU RI).
—
[RID/fiq]