MENURUT PUSAT PENELITIAN ARKEOLOGI NASIONAL TERKAIT KABUPATEN LUMAJANG

Rakyat.id
05/08/21

Babad Desa Warnana atau Babad Negara Kreta yang menceritakan perjalanan raja Hayam Wuruk dan Maha Patih Gajah Mada mengunjungi negara Lamajang terutama melakukan siddhayatra atau mengunjungi tempat-tempat pemujaan Syiwa maupun Buddha dan memberi penghormatan kepada para pemuka agama.

Menurut Prof. Slamet Mulyana dalam perjalanan yang dilakukan pada tahun 1359 Masehi ini dan dimpingi oleh Dang Acarya Nadendra sebagai seorang Dang Acarya Ring Kasogatan atau pejabat keagamaan agama Buddha dan kemudian ditulis pada tahun 1365 Masehi ketika sudah tidak menjabat dan berada jauh di kawasan hutan.

Namun berhentinya sang pemuka agama Buddha dari jabatannya tersebut tidak menghentikan perhormatannya kepada sang raja.

Babad Negara Kretagama Pupuh 22 ayat 4 telah menceritakan perjalanan raja Hayam Wuruk mengunjungi sebuah daerah bernama Kunir yang tentu saja mempunyai arti yang sangat penting di mata sang raja.

Perjalanan mengunjungi kerajaan Lamajang oleh raja Hayam Wuruk saat itu begitu penting untuk meredakan ketegangan antar 2 kerajaan yang pada awalnya mempunyai hubungan sangat baik yaitu Majapahit dan Lamajang Tigang Juru.

Oleh karena perjalanan ini dimaksudkan untuk meredakan ketegangan politik, maka kunjungan sang raja pada tempat-tempat keagamaan maupun tokoh-tokoh keagamaan yang bersifat Syiwa maupun Buddha menjadi tujuan utama.

Jika di sekitar Patunjungan ada Padepokan Bajraka yang bersifat Buddha, maka di daerah Kunir adalah tempat pemujaan yang beragama Syiwa.

Kunir yang sekarang menjadi suatu Kecamatan jaraknya sekitar 12 kilo meter  di sebelah selatan kota lumajang mempunyai banyak peninggalan Cagar Budaya, namun seolah tidak terhubungkan satu sama lain. Hal ini diperkuat oleh penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta pada tahun 2016 tentang Candi yang ada di Desa Kedungmoro yang dianggap sebagai bagian dari komplek candi pemujaan.

Berbagai peninggalan yang ada di Kecamatan Kunir mulai arca Nandi di Dusun Reco Banteng Desa Kedungmoro, bangunan candi di Dusun Kedungsari Desa Kedungmoro, Situs Kunir Sentono di pemakaman umum Desa Kunir Lor, Situs Krai Sentono di Desa Krai Kecamatan Yosowilangun maupun sebuah bekas candi yang sekarang menjadi di SDN Kunir Kidul 04 atau yang dikenal sebagai SD Reco.

Memang agak aneh kedengarannya terkait candi yang ada di SDN kunir Kidul 04 ini, namun dalam kegiatan survey yang dilakukan oleh Titi Surti Nastiti dkk. dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional di Kabupaten Lumajang pada tahun 1990-an disebutkan adanya sekolah yang bangunannya didirikan diatas bangunan bekas candi.

Berdasarkan keterangan diatas maka tim MMC.com pun melakukan penelusuran di lapangan untuk mendapatkan keterangan tentang bekas candi dan peninggalan di sekolah tersebut guna memastikan bahwa di wilayah Kunir ini memang kaya oleh peninggalan bersejarah.

Menurut Zainal Abidin (41 tahun), seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) asal Kunir Lor mengatakan bahwa menurut masyarakat dan orang tua dulu dibawah dan dibelakang SDN Kunir Kidul 04 pernah ditemukan arca sehingga dinamakan SD Reco. Namun sejauh ini belum ada penelitian dan penggalian dari para ahli.

Sebagai seorang anggota DPRD Lumajang, menurutnya memang peninggalan Cagar Budaya di daerah Kunir ada beberapa tetapi tidak mengetahui secara keseluruhannya. Ia hanya mengetahuiada penemuan candi beberapa tahun yang lalu di Desa Kedungmoro. Oleh karena itu, ia sangat mendukung jika ada pengungkapan tentang peninggalan sejarah di Kunir dan juga Kabupaten Lumajang secara keseluruhan.

Sebagai seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang peduli pada sejarah dan budaya, ia juga menjelaskan bahwa tahun depan DPRD Lumajang ada inisiatif membuat Peraturan Daerah (PERDA) Tentang Pelestarian Warisan Budaya dan Adat Istiadat sehingga dapat melengkapi Perda Cagar Budaya yang telah disahkan tahun 2014 yang lalu.

Lebih jauh ia menyatakan bahwa kerja keras legislatif dan eksekutif ini mesti didukung dengan semangat gotong royong segenap lapisan masyarakat yang dalam hal ini generasi muda adalah harapan terbesarnya. Baginya semua Cagar Budaya maupun warisan Budaya tersebut akan diwariskan kepada generasi muda sebagai penerus perjuangan bangsa.

Sumber & Foto: www.masmansoer.com

Sejarawan: Mansoer Hidayat

link : https://masmansoer.com/2021/07/bekas-candi-dibawah-sd-reco-atau-sdn-kunir-kidul-04/

[RID/fiq]

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
1 Comment
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
nenden

lestarikan ..demi indonesia pak..jangan sungkann

© PT. Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia 2021
userusersmagnifiercrossmenuchevron-down
1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x