Semuanya senang, bahagia, gembira, saling berangkulan dan bertepuk tangan untuk berbagi terkait kekuasaan. Apakah hal ini akan membuat suatu bangsa menjadi kuat dalam hal ekonomi, hukum, lingkungan, serta mental berpikir masyarakatnya. Mari kita renungkan kembali untuk apa kita semuanya bernegara serta merasakan merdeka seutuhnya.
Tidaklah mudah untuk membuat hal lebih baik, apalagi membuat bangga semua masyarakatnya. Sudahkan kepemimpinan, sistem, serta pilihan politik menjadikan karakter suatu bangsa besar ini mendapatkan peganggan untuk meraba, melangkah serta melihat kemajuan negara di waktu yang akan datang.
Mengartikan lobi-lobi politik terasa seperti jaman-jaman sebelumnya, tidak terasa ada hal baru dalam pengartian sakralnya, apalagi pembicaraan tentang kursi-kursi jabatan, obrolan kewenangan, hingga porsi politik.
Era millennial menjadi taruhan besar bagi kemajuan jaman, untuk saat ini. Hitungan-hitungan jaman tidaklah akurat dalam keinginan ambisi sebuah dunia kemajuan. Hal-hal seperti ini dibutuhkan kembali penguatan cara berpikir masyarakatnya, keterampilan, cara menyelesaikan masalah, gaya hidup, teknologi dan juga kearifan lokal.
Tidak ada jawaban yang tepat dan benar untuk sebuah terobosan kemenangan di masa depan, apabila gaya pertandingan politik, pergantian pemain politik, aturan permainan politik masih menggunakan pola-pola terdahulu. Mulailah dengan cara berpolitik jelas, bermain sistem pemerintahan tegas, tepat, terarah dalam pemilihan gaya solusi permasalahan.
Sudahkah kita merasakan perubahan impian dalam menyusun karakter hidup, sudahkan kita menyusun ketepatan pandangan dalam pelaksanaan berpolitik bersama, sudahkah kita berproses dalam menentukan keinginan politik bagi kemakmuran seluruh generasi bangsa. Ataukah kita hanya ambil bagian yang enak-enak saja dalam sistem politik kita saat ini.
Semoga saja perjalanan negeri menjadi semakin solid, berangkat dari keinginan sama untuk menciptakan kearifan dalam berbangsa serta bernegara. Ini merupakan batasan waktu, harus segera tercapai walaupun hanya wacana keberanian. Agar waktunya kelak setelah melewati penghabisan era milennial ini, kita mendapatkan wajah, karakter bernegara yang akan disegani oleh seluruh bangsa-bangsa lainnya.
Semoga kepingan-kepingan politik di masa silam menjadi jalan pembuka kebaikan, kebijaksanaan untuk semua elemen kekuasaan agar membawa ajaran kehidupan bagi seluruh rakyat. Tidak ada jalan yang sulit apabila kita mulai jujur untuk memilih arah negeri.
Apakah kursi-kursi menjadi topik pembicaraan paling hebat dalam membangun negeri?
Bagaimana apabila komposisi kekuasaan tidak berjalan baik, masih mau memikirkan rakyat atau hanya menunggu kompromi?
Siapakah yang mengatur negeri dalam kepemimpinan politik?
Seberapa banyak urusan internal politik menjadi hambatan dalam proses kemandirian negeri?
[fiq/rid]