sumber foto : www.travel.tribun.com
Saya sering teringat perkataan Wallace Wattles dalam buku The Secret
“Bersyukur setiap hari merupakan salah satu syarat untuk mendatangkan kekayaan.”
Dan saya berusaha melakukannya. Saya seperti orang bodoh, ketika saya mendapat kesenangan hidup, tak lupa saya berterima kasih kepada Tuhan.
Tetapi akhir-akhir ini saya mendapat pemikiran baru mengenai maksud dari Wallace. Mungkin kekayaan yang dimaksud sebenarnya bukan harta berlimpah, melainkan perasaan yang senantiasa tentram dan merasa berkecukupan. Itulah mengapa bersyukur adalah syaratnya.
Pemikiran tersebut sekaligus menjawab pertanyaan mengapa orang-orang yang mungkin sudah memiliki harta berlimpah, tetap saja ada yang melakukan kejahatan (cerdik buruk) dan merasa tidak pernah puas sehingga melakukan berbagai skema penipuan, korupsi, saling memfitnah atau sebagiannya guna memperoleh harta yang lebih banyak lagi.
Karena mungkin hatinya tidak pernah merasa berkecukupan dan selalu menginginkan lebih.
Memang benar bahwa adat pasang berturun naik. Dahulu, ketika saya masih kecil, keluarga saya ibarat ayam, tiada mengais tiada makan. Tetapi seingat saya, di masa itu saya tidak merasa kekurangan. Sedangkan di kehidupan yang sekarang, meski ditilik dari segi harta keadaan sudah menjadi lebih baik, justru sering merasa kekurangan.
Mungkin benar sudah wajar jika manusia memiliki sifat tidak pernah puas dan menginginkan lebih. Namun jika sudah masuk kategori tamak dan serakah, manusia bisa menjadi makluk rendahan yang mampu menghalalkan segala cara guna memenuhi keinginannya.
Di sisi lain, terkadang rasa ingin memiliki sesuatu tersebut juga bisa menjadi motivasi yang bagus. Bagaimana pun juga, karena harta merupakan salah satu sumber kebahagiaan, orang dengan motivasi tinggi cenderung berusaha lebih keras guna memperoleh hasil yang diidamkan. Jadi, selama cara yang dipakai tidak merugikan orang lain atau melanggar norma-norma yang berlaku, memenuhi rasa puas masih merupakan kewajaran.
Tetapi saya sendiri mengakui, perasaan saya tidak cukup tenang dan tentram untuk dikategorikan sebagai tipe orang yang bersyukur.
Secara teori, dalam ranah pemikiran, setidaknya untuk memiliki hati yang serba kecukupan (kaya) bisa menggunakan cara berikut:
Terima kasih sudah membaca dan semoga hari Anda menyenangkan.