Rakyat.id – Jakarta. Kementerian Pariwisata dan EkonomiKreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menyebut pentingnya penataan musik bagi sektor perfilman sehingga dapat mendukung dihasilkannya karya film yang berkualitas dan menghibur, (12/09).
Direktur Pengembangan SDM Ekonomi Kreatif Kemenparekraf/Baparerkaf Muh. Ricky Fauziyani dalam pernyataannya di Jakarta, Sabtu (12/9/2020) menjelaskan, di tengah pandemi COVID-19, Kemenparekraf/Baparekraf terus mendorong para musisi tetap kreatif dan produktif dalam berkarya.
“Untuk itu, kami memfasilitasi 100 orang yang terpilih dari 158 musisi yang mendaftar pelatihan online pada subsektor musik bertajuk Suara Sinema: Film Scoring Anak Negeri (Simfoni) yang Kick Off pada Kamis, 10 September 2020,” ujarnya.
Tercatat sebagian besar pendaftar berasal dari Provinsi DKI Jakarta dan Jawa Barat. Para pendaftar menggunakan aplikasi rekaman musik yang variatif seperti Cubase, Logic Pro X, FL Studio, dan lain-lain serta sebanyak 126 pendaftar memiliki channel youtube.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Wisnu Bawa Tarunajaya dalam sambutannya menjelaskan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengikuti pelatihan online yaitu integritas, harus antusias, totalitas, tentu juga kreatif dan inovatif.
Pelatihan Simfoni tersebut didampingi narasumber profesional di bidangnya, seperti komposer dan Penata musik film Tya Subiakto, Sinematografer Agyl Shahriar, Komposer dan Pianis Kenny Febrian, Musisi Komposer dan Orkestra Alvin Witarsa, Komposer dan Produser Musik Omar Aryarindra, Komposer dan Produser Musik Philipus Yudistiro.
Lanjut Wisnu menjelaskan dengan semakin banyaknya produksi film baik di tingkat daerah maupun nasional. Maka kebutuhan komposer atau musisi penata musik film juga meningkat. Ia menilai subsektor musik memiliki peluang pertumbuhan yang pesat.
Oleh sebab itu, lanjut Wisnu, musik masuk dalam subsektor prioritas. Bahkan pada rantai ekosistem, musik tidak berdiri sendiri sebagai subsektor utama saja, karena musik sangat dibutuhkan dan memiliki keterkaitan dengan subsektor lain, salah satunya subsektor film.
Tidak hanya itu, lanjut Wisnu, dalam pelatihan ini harus ditumbuhkan sikap 3 K yaitu kemauan, keinginan, dan kesempatan.
“Jika anda melakukan 3 hal tersebut, saya yakin benar cita – cita anda akan tercapai. Anda juga Harus pintar dalam berdiskusi dan jangan pernah malu- malu untuk bertanya, karna seperti kata papatah malu bertanya sesat dijalan,” pesan Wisnu kepada peserta sekaligus membuka secara resmi pelatihan online Simfoni.
Sumber & Foto: Biro KEMANPAREKRAF/BAPAREKRAF
[RID/fiq]