G 20 | Dana Perantara Keuangan FIF

Rakyat.id
16/09/22
Rakyat.id - Jakarta,-Dewan Pengelola Dana Perantara Keuangan Pencegahan, Kesiapsiagaan, dan Respons Pandemi (PPR-FIF) yang merupakan capaian konkrit G20 dibawah Presidensi Indonesia untuk inisiatif penguatan arsitektur kesehatan global menggelar rapat perdana secara virtual pada tanggal 8-9 September 2022. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati bersama dengan Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus,  memberikan sambutan sekaligus secara resmi membuka peluncuran Dana Perantara Keuangan-FIF (Financial Intermediary Fund).

David Malpass mengucapkan terima kasih atas komitmen dari para donor berdaulat dan non-negara untuk memperkuat pendanaan FIF. “FIF fokus pada beberapa prinsip, yaitu melengkapi upaya yang ada dalam menyediakan pembiayaan untuk PPR, sebagai desain utama untuk mengkatalisasi investasi oleh negara dan publik, juga akan berfungsi sebagai integrator, dilakukan melalui berbagai lembaga yang sudah disepakati dengan beradaptasi dari waktu ke waktu, inklusif, dan memiliki standar tinggi,” tegas Malpass.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa penguatan arsitektur kesehatan global adalah isu prioritas utama dalam Presidensi G20 Indonesia di tahun 2022. Oleh karena itu, pertemuan ini merupakan tonggak penting dalam menghasilkan tindakan nyata. “Terima kasih atas kerja keras dari Satuan Tugas Kementerian Keuangan dan Kesehatan, khususnya juga untuk kolaborasi Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah mengembangkan dan merancang PPR FIF, dengan komitmen bersama yang kuat untuk mewujudkan inklusivitas dengan tata kelola dan pengaturan operasi yang simpel dan fleksibel serta memiliki keterikatan yang kuat dengan G20”, kata Sri Mulyani.

Dalam pertemuan ini, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom, juga menyampaikan terima kasih kepada para anggota G20 dan pemangku kepentingan lainnya atas komitmennya untuk memperkuat FIF bagi PPR pandemi. “Covid-19 mengajarkan kita untuk menerapkan langkah-langkah dalam rangka membuat dunia lebih aman. Negara-negara anggota WHO telah menegaskan bahwa regulasi kesehatan internasional harus tetap menjadi fondasi arsitektur kesehatan global”, kata Adhanom. Salah satu proposal utama FIF adalah untuk menyediakan dana bagi PPR. Selain itu, peran penting FIF juga untuk menutup kesenjangan dalam situasi yang kritikal secara global, regional, dan nasional, guna memperkuat kapasitas penerapan peraturan kesehatan internasional. Hal tersebut membutuhkan analisis dan prioritas yang cermat yang akan menjadi pekerjaan terberat bagi Dewan Pengelola FIF.

Pertemuan pertama Dewan Pengelola FIF tersebut utamanya dihadiri oleh para donor dan mitra, yang terdiri dari perwakilan Uni Eropa, Amerika Serikat, Italia, Indonesia, Tiongkok, Jepang, Jerman, Kanada, Korea, Uni Emirat Arab, Spanyol, Australia, Singapura, Norwegia dan Selandia Baru serta donor non-negara seperti Yayasan Bill dan Melinda Gates, Yayasan Rockefeller, Wellcome Trust, Amref Health Africa, Global Health Council, selain Bank Dunia dan WHO.

Para peserta pertemuan juga telah memilih dua Ketua (co-chairs) Dewan Pengelola FIF dan mengucapkan selamat kepada Muhamad Chatib Basri dari Indonesia dan Daniel Ngajime, Menteri Kesehatan Rwanda yang terpilih sebagai co-chair. Dalam sambutannya sebagai ­co-chair terpilih, Chatib Basri menyampaikan bahwa pendirian FIF akan dilihat sebagai sinyal yang jelas oleh masyarakat internasional sebagai aksi nyata G20 untuk secara kolektif dan kolaboratif mengambil pelajaran dari pengalaman bersama dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang belum pernah terjadi sebelumnya.

PPR-FIF bertujuan untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dalam memperkuat upaya membangun PPR pandemi yang juga akan melengkapi upaya berbagai lembaga pembiayaan yang ada, dengan fleksibilitas untuk bekerja melalui berbagai lembaga pelaksana. Upaya pembentukan PPR-FIF dimulai pada masa Presidensi G20 Italia 2021 dimana G20 membentuk Panel Independen Tingkat Tinggi untuk mengusulkan hal-hal utama terkait pembiayaan yang dapat diatur secara sistematis dan berkelanjutan, untuk mengurangi kerentanan dunia terhadap pandemi di masa depan. Upaya ini selanjutnya dibahas dan disepakati serta akhirnya terwujud di bawah Presidensi Indonesia.

Indonesia juga dapat menerima manfaat langsung dari kontribusi yang dibayarkan, di mana Indonesia akan berposisi tidak hanya sebagai Founding Donor, tetapi juga dapat berposisi sebagai penerima dana. Potensi penggunaan dana ini sendiri dapat membantu Indonesia dalam mencapai program reformasi kesehatan dalam negeri, khususnya untuk program atau kegiatan yang terkait dengan PPR pandemi.

Sejauh ini, terdapat empat belas (14) anggota G20 yang telah secara resmi berkomitmen atau menyatakan niatnya untuk berkontribusi bagi PPR-FIF. Selain itu, tiga negara undangan G20 juga telah menyampaikan dukungannya untuk berkontribusi. Keyakinan akan potensi pengembangan PPR-FIF juga meluas di luar forum G20, tercermin dari kontribusi yang dijanjikan dari dua negara non-G20 serta tiga organisasi filantropi. Kontribusi resmi yang tercatat sejauh ini berjumlah sekitar USD 1,4 milyar.

Sebagai Presidensi G20 2022, Indonesia akan terus menempatkan diri dalam posisi yang strategis untuk terlibat aktif dalam pembahasan dan menjaga keberlanjutan PPR-FIF, bersama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait, sebagai bagian dari upaya bersama untuk memperkuat arsitektur kesehatan global.

Sumber & Foto: {KEMENKEU RI}
-----
[RID]

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
© PT. Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia 2021
userusersmagnifiercrossmenuchevron-down
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x