Malam telah beranjak dari keretanya.
Bergeser merambat pada pagi.
Rembulan sendu mengarung langit barat
Kabut gamang menyelimut.
Leonna..Leonna..
Aku ingin hidup terus
Genggam cawan ini buatku.
Tangisilah kecewaku pada maut
Yang tadi terlalu pengecut untuk menjemput
Tatap mataku dalam
Dan eratlah genggam cawan itu
Buatku
Buatku Leonna
Pintalah aku.
Sebab telinga ini harap menggebu kalimat bibirmu
"Teruslah hidup pejuang
Berdetaklah jantung itu demi aku".
Buang jauh sengat dan racunnya.
Lalu isi dengan air matamu.
Sebab hanya tangismu yang masuk akal bagiku.
Dengan tanganmu, beri aku minum bening itu
Mewujud hangat
Mewujud hidup
Pada gersang jiwa dan dahaga nalarku.
Leonna...Leonna..
Engkau hati yang telah disembunyikan takdir dariku.
Terangkai oleh tulus
Terkapar aku di pangkuan indahmu.
Engkau,
Nafas di dada koyak.
[Christyan Agung]