Berliku peristiwa melewati jalan pada tempat berbeda, melihatnya lalu melukiskan pada batu di dalam mulut gua.
Daun-daun lontar menjadi saksi sejarah serta untaian cerita, tidak mudah mencarinya untuk dibaca serta menjadi kata dalam perlawanan.
Aksara membawa kata dalam kesunyian, membaca penuh kesabaran, tidak lapuk dimakan jaman, cerita dari rakyat sampai penguasa.
Pembangunan, hukum peraturan , pendekar, filsafat , kerajaan , aturan hukum menjadi kata dalam kehidupan. Tembok-tembok perlawanan berubah dengan ilmu.