RETURN | Menerawang Lingkaran Awang | Yaksa

Rakyat.id
08/02/24

Sebuah Pameran yang layak kita apresiasi bersama-sama di gelar di JAGAD Gallery, Wisma Geha, Jl Timor , Jakarta Pusat. Pameran yang menghadirkan 14 lukisan dan 1 Patung karya Awang Behartawan , telah dibuka oleh Mrs .Hanna Muszynska , pada 27 Januari 2024, jam 19.00 , beberapa waktu lalu. Dan pameran ini bisa disaksikan hingga 27 Februari 2024 . Dalam lukisannya, Awang mengajak kita menerawang dalam awang-awang, dimana ia sedang mengisahkan perubahan –perubahan perwajahan peradaban urban.

Seperti halnya kehidupan urban yang absurd, fragmentasi yang serba cepat berubah menjadi stereotip. Tetapi jika kita intip lebih dalam, apa yang dilakukan Awang melalui karya-karyanya bukan semata-mata memburu seneng (mencari kesenangan ) semata, akan tetapi lebih dari itu, ia memburu anteng pikir ( ringannya pikiran dan ketenangan batiniah. Artinya Awang sadar betul, ia berupaya menghadirkan sekaligus membagikan energi untuk mendapatkan ketenangan hati. Benang merah spiritualitas religius, masih kuat ditunjukkan Awang saat ini dalam media, visualisasi (estetik) dan garapan tematik (nilai konseptual dan simbolisasi) yang menyesuaikan dengan spirit jaman (worldview), ideologi, kaidah serta nilai estetik yang menandai eranya: ruang dan waktu.

Selengkapnya, anda bisa membaca tulisan pengantar
yang dimuat dalam katalog pameran ini; RETURN : Arus Balik
" Apakah kamu Tuhan " mereka bertanya kepada Budha
" Tidak " jawabnya
" Jika demikian, apakah kamu malaikat ? "
" Tidak"
"Lalu, apakah kamu seorang wali ? "
"Tidak"
"Jika demikian , siapakah kamu ? "
Lalu, Budha menjawab
"Saya ialah yang sadar"

Seni dalam tataran tertentu berada dalam situasi pertarungan antara syariat dan wilayah hakikat. Seringkali seorang seniman, kebingungan ketika ditanya apa itu seni dan apa fungsinya. Maka seniman hadir dengan karya-karyanya yang mengisyaratkan akan nilai nilai spiritual. Kerja kreatifnya adalah perjalanan syari'at
kehidupan, dan selayaknya capaian dari kekaryaan dan pemikirannya nilai nilai hakiki / hakikat kehidupan.

Melalui serangkaian karyanya, Awang B Hartawan hadir dalam pameran tunggalnya " RETURN ". Berlangsung dari 27 Januari - 27 Februari 2024. Dari sini kita dibawa untuk sebuah rangkaian kesenian yang dilakukan oleh seorang seniman. Dimana proses kerja kreatif secara terus menerus, sekaligus untuk menyempurnakan diri,
membersihkan hati dan pikiran. Demikian ini yang dilakukan oleh Awang seorang perupa yang flamboyan , yang tinggal dan berkarya di Denmark dan Yogyakarta. Dan tentu tidak mudah, dimana Awang mencoba berupaya mempertemukan pemahamannya antara dua kultur yang tarik menarik mempengaruhinya.

Sebuah lukisan berjudul Return ( 2023 ) yang di inspirasi Gunung Merapi, sepertinya hadir sebagai hasil perenunggannya. Masyarakat mempercayai Gunung Merapi sebagai perwujudan Jagad Gede (rumah Tuhan), Masyarakat mempercayai jika Gunung Merapi adalah rumah para leluhur dan masyarakat percaya Gunung
Merapi dihuni oleh para makhluk halus (Jin) yang selayaknya memiliki kehidupan seperti manusia. Maka setiap tahunnya, ada Upacara Labuh ( sesaji ) untuk Gunung Merapi sebagai wujud penghormatan kepada alam. Tampak , Awang menghadirkan ingatannya saat mulai merantau di Yogyakarta awal 1990 an. Dan memilih untuk serius menjadi pelukis sejak 1997, bagaimana harus berdiri tegar dan tenang
seperti birunya merapi menjulang dan menyentuh birunya langit.

Seni tradisi masa lalu baik di Nusantara, tak lepas dari simbol garis dan titik. Bisa kita telusuri dari seni Batik, Songket, Ulos hingga Seni Ukiran dari berbagai suku. Motif kawung bermakna kesempurnaan, kemurnian dan kesucian. Di Jawa ada Motif batik Kawung diyakini diciptakan oleh salah satu Sultan kerajaan Mataram. Berbentuk melingkar dan diulang-ulang. Motif batik ini pertama kali dikenal pada abad ke 13 tepatnya di pulau Jawa. Tetapi, awalnya motif ini muncul pada ukiran dinding di beberapa candi di Jawa seperti Prambanan dan Borobudur.

Sambil mengintip "Dot painting" menjadi salah satu teknik dan gaya pada, seni tradisi yang paling terkenal, terutama dari suku Western Australia, Pintupi. Karya seni Aborigin bersifat naratif, menceritakan sebuah kisah. Setiap suku memiliki simbol yang berhubungan dengan makna. Nada biru untuk mewakili lautan, nada
hangat coklat dan oranye untuk mewakili bumi. Dot Painting, di era seni kontemporer hari ini banyak di eksplor oleh seniman-seniman dari seluruh dunia. Dan Awang adalah salah satunya.

Dari sini kita mari kita mencoba memahami karya-karya Awang lainnya. Jika kita coba menerawang setiap garis, warna dan titik-titik yang membentuk lingkaran. Dalam setiap titik melingkar seperti sebuah lubang yang bisa kita amati didalamnya, seperti menyembunyikan kisah dan cerita. Dari sini Awang menunjukkan hubungan inilah proses imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati terjadi. Imitasi adalah suatu proses peniruan antar individu, misal pada kaidah dan nilai yang berlaku, juga pada pola perilaku. Imitasi ini bisa positif ataupun negatif. Sugesti adalah pemberian pandangan atau sikap seseorang ke orang lain dan diterima oleh pihak lain tersebut.

Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dari dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain Kepribadian seseorang bisa terbentuk atas dasar proses ini. Orang yang meng-identifikasi sangat mengenal betul orang yang diidentifikasi-nya, sehingga semua pandangan, kaidah, dan sikapnya sangat dijiwainya.
Sugesti sebuah fraktal, sebuah lukisan yang bertajuk "No end insight/wawasan tanpa akhir" ( 2023 ), Awang
mencoba menterjemahkan inpirasi dari kehidupan. Banyak yang tak terduga muncul dan hadir , tetapi ketika direnungi semua semacam serangkaian pengetahuan. Pengetahuan dari masalalu yang diwariskan dari masalalu, juga yang didapatkan hari ini merupakan untuk memecahkan pengetahuan masa depan yang masih tanda tanya.

Ada nilai yang bersifat intrinsik muncul dalam karya Awang . Jadi nilai keindahan lukisan Awang selalu tidak lepas dari unsur garis, warna, tekstur semu, volume, ruang dan komposisi pada lukisan itu sendiri. Nilai objektif seperti ini sering pula disebut nilai indrawi, karena bentuk atau perwujudan seni tersebut harus di indra oleh pengamat ketika melakukan penilaian. Nilai objektif dalam karya Awang bisa kita lihat, menghadirkan kekuatan sifat universal, material, dan struktural tentu saja. Awang dalam beberapa tahun ini, mencoba menterjemahkan peristiwa-peristiwa yang dialaminya sebagai fraktal.

Dalam teori matematika fraktal adalah pola yang berulang selamanya, dan setiap bagian dari fraktal, terlepas dari seberapa diperbesar atau diperkecilnya Anda, tampilannya sangat mirip dengan keseluruhan gambar. Fraktal mengelilingi kita dalam berbagai aspek kehidupan. Karena istilah ini semakin banyak digunakan, kami ingin membuat panduan definitif untuk memahami apa itu Fraktal, mengapa Fraktal penting, dan bagaimana Fraktal berdampak pada kehidupan kita. Dalam dunia pewayangan tentu kita memahami konsep Cakra
Manggilingan, atau roda kehidupan.

Lihat saja gerakan absolut, dari garis-garis dinamis menggambarkan suatu objekdapat dipecah-pecah menurut tendensi tertentu, gerak diwujudkan dalam bentuk-bentuk abstraksi. Tetapi gerakan relatif, justru hadir sebenarnya pada suatu objek.

Apakah Awang seorang pemuja seni futuris ?

Dalam Momentum Sudut.

Dalam ilmu Fisika terdapat momentum dan momentum sudut. Momentum adalah benda yang memiliki massa dan bergerak pada kecepatan tertentu. Ada beberapa jenis momentum yaitu momentum linear dan momentum sudut. Momentum linear adalah benda yang bergerak di lintasan lurus.
Awang seorang individu yang dalam proses sosialnya mengalami suatu peristiwa atau suatu hal, yang menututnya untuk mengambil sikap, maka ia akan mengambil salah satu faktor interaksi sosialnya. Dan apa yang ia ambil adalah sesuatu yang ‘pernah’ terjadi pada masa lampau dan diterapkan kembali oleh individu tersebut pada masa kini.

Tengok karya berjudul "Message from abroad/pesan dari seberang" ( 2023 ). Dimana setiap peristiwa, tak lepas dari tanda-tanda yang tersirat. Bencana alam hingga bencana kemanusiaan yang terjadi semacam pengulangan-pengulangan. Dari sini kita dipaksa masuk dalam momentum sudut . Dimana kita masuk dalam lingkaran pertemuan dengan Awang dengan segala macam tanda tanda yang selayaknya kita tangkap. Kita dipertemukan, dihubungkan dan diajak masuk dalam lingkaran kehidupan yang berputar pada sumbu.
Semangat seni futurisme dihadirkan Awang. Dalam karyanya mempertemukan diagram gerakan absolut dan gerakan relatif dari suatu objek dalam lingkungannya.

Dengan kata, boleh kita yakini ,lukisannya adalah rumusan artistik yang harus merekam realitas yang kompleks. Melukiskan dalam waktu bersamaan sensasi yang kompleks secara sintesis. Kombinasi suatu bentuk utuh yang baru, perbedaan realitas, yang dekat, yang jauh, yang terlihat, yang terasakan, saling menembus, itulah futurisme. Awang nampak mengembangkan gaya futurisme. Dalam karyanya ada upaya menyajikan rupa bentuk tampak kaku tetapi diulang secara dinamis.

Sentuhan seni dekoratif dan tradisi Nusantara , Awang dengan sadar menaruh perhatian pada
kandungan intelektual.

Dalam cengkraman dunia yang sudah dilipat, diera hyper realitas, ledakan media hingga kemajuan saintis serta kecanggihan teknologi, seolah nilai nilai spiritual sudah terabaikan. Kata-kata belas kasih, maaf, kasihan, ikhlas, syukur, bahagia, gembira, kekaguman, ritual, cipta dan rasa , seolah sudah dipisahkan dari induknya yaitu spiritualisme.

Sehingga kita semakin jauh dan kehilangan jiwa dan makna
akan pemikiran kritis menghadapi dunia yang semakin licik dan licin. Mampukah kemudian kita bertarung secara ideologi.

"Pikiran menjelma menjadi kata-kata. Kata-kata menjelma menjadi upaya.

Upaya membentuk tabiat: dan tabiat mengeras menjadi watak".

Oleh sebab itu berilah perhatian terhadap pikiran dan cita-citanya dengan teliti. Dan biarkan ia terbit dari cinta yang dilahirkan dari keprihatinannya terhadap makhluk"(Buddha).

-----------------------------------------------------------

Demikian tulisan esai saya untuk mengawal pameran tunggal karya -karya Awang.

Setiap penonton yang mengapresiasi karya-karya dalam pameran ini, sesungguhnya
juga melakukan identifikasi karya-karya Awang. Seperti halnya Awang mampu menghadirkan karya-karyanya dari proses identifikasi, atas lingkaran pengalaman dan kehidupannya. Sehingga semua pandangan, kaidah, dan sikapnya sangat dijiwainya. Simpati adalah proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain.

Jakarta, 29 Januari 2024
Yaksa Agus

 

 

 

Penulis & Foto : {Yaksa Agus}


[rakyat.id]

 

 

 

 

RETURN | Awang Behartawan

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
© PT. Aliansi Rakyat Multimedia Indonesia 2021
userusersmagnifiercrossmenuchevron-down
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x